tag:blogger.com,1999:blog-9588212000090882402024-02-20T17:02:02.310+07:00Sayang AnakInformasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan anak Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.comBlogger51125tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-23895854985805973722018-04-30T21:09:00.000+07:002018-05-01T05:37:55.291+07:00Mengobati Batuk Pada Anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIFTLhyphenhyphencyDLUoE8kdpLUslqTK0xJCyJATuO1laULz4_JEyN7o0mLxP4ZFZMdXUJhnW6KNcSx-sDVR3jTnadoSZ4Kq8AnHN1JwUq7xgDzqp5VeK_A5A8144ceBg1ltgPAzWLgRPhBPCzFo/s1600/batuk-pada-anak-760x506.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="506" data-original-width="760" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIFTLhyphenhyphencyDLUoE8kdpLUslqTK0xJCyJATuO1laULz4_JEyN7o0mLxP4ZFZMdXUJhnW6KNcSx-sDVR3jTnadoSZ4Kq8AnHN1JwUq7xgDzqp5VeK_A5A8144ceBg1ltgPAzWLgRPhBPCzFo/s320/batuk-pada-anak-760x506.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Batuk adalah bentuk pertahanan tubuh untuk
mengeluarkan benda asing dari saluran pernapasan di dalam tubuh. Mengatasi
batuk pada bayi maupun balita dengan pemberian obat batuk sangat tidak
direkomendasikan hingga anak mencapai usia enam tahun. Walau aman bagi orang
dewasa, obat batuk yang biasa Anda konsumsi bisa menimbulkan efek samping yang
membahayakan nyawa bayi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Hal lain yang perlu diingat sebelum merawat
anak yang batuk adalah dengan mengenali terlebih dulu gejala dan jenis batuk
yang dideritanya, apakah jenis batuk kering atau basah. Batuk disebarkan oleh
virus, dan bisa menjadi gejala adanya infeksi. Berikut ini batuk yang mesti
diwaspadai:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l2 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">11. </span></span><span lang="EN-US">Batuk croup, menyebabkan
kesulitan bernapas, sebab laring dan jalan pernapasan ke paru-paru (trakea)
membengkak. Hasilnya bayi akan mengeluarkan batuk seperti gonggongan. Gejalanya
akan berupa panas, demam, adanya ingus di dalam hidung. Virus ini biasa menjangkiti
anak berusia enam bulan hingga tiga tahun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l2 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">22. </span></span><span lang="EN-US">Batuk rejan, disebabkan oleh
infeksi bakteri yang mempengaruhi paru-paru dan saluran udara. Batuk ini akan
membuat bayi Anda terengah-engah. Biasanya gejala disertai dengan flu dan demam
ringan. Setelah beberapa minggu, jika belum sembuh, akan menjadi batuk kering.
Anda bisa memberi vaksin terhadap jenis batuk ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l2 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US">33. Brochiolitis, adalah infeksi
yang biasanya dialami pada tahun pertamanya. Batuk jenis ini disebabkan oleh
cuaca yang dingin. Hal ini terjadi karena saluran udara kecil ke paru-paru
terinfeksi dan berlendir. Bayi menjadi kesulitan bernapas. Gejala yang muncul
berupa adanya ingus di dalam hidung, batuk kering, kehilangan selera makan.
Lama-lama akan mengakibatkan pilek, infeksi telinga, batuk croup, dan
pneumonia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Selain itu, batuk pada bayi biasanya juga
diikuti oleh gejala-gejala berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1a. </span></span><span lang="EN-US">Demam<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">bb.</span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Sakit tenggorokan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;"><span style="font-family: "times new roman"; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">cc. </span><span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Hidung tersumbat</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<span style="text-indent: -18pt;">dd. Mata memerah</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<span style="text-indent: -18pt;">ee. Kehilangan nafsu makan</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;">
<span style="text-indent: -18pt;">ff. Adanya pembengkakan getah
bening di bawah ketiak, leher, dan belakang kepalanya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="EN-US">Cara
Mengatasi Batuk pada Bayi yang Aman<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Sebagai orang tua memang berat rasanya
melihat anak Anda begitu menderita dan ingin Si Kecil segera kembali sehat dan
ceria. Lalu, bagaimana cara mengatasi batuk pada bayi dan balita tanpa
mengandalkan obat batuk? Selain perbanyak asupan cairan (ASI, air putih, sup
atau jus hangat), pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, berikan ASI lebih
sering dalam waktu singkat dan pantau kemampuan minumnya. Hindari langsung
membaringkan bayi setelah menyusui. Pada anak berusia lebih dari 6 bulan, bisa
diberikan ASI lanjutan dan perbanyak asupan cairan dan makan teratur agar anak
tidak mengalami dehidrasi. Biarkan Si Kecil beristirahat, tetaplah sabar dan
tekun merawatnya. Anda bisa juga melakukan cara berikut ketika buah hati
terserang batuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Uap. Menghirup udara yang lembap bisa
melancarkan saluran pernapasan yang tersumbat akibat lendir. Anda bisa
mengajaknya berendam di air hangat atau Anda bisa duduk bersamanya di ruangan
beruap selama sekitar 15 menit. Jangan memberi uap yang terlalu panas karena
dapat menyebabkan luka bakar. Anda perlu menjaga Si Kecil saat mencoba cara ini
untuk mencegah luka bakar akibat suhu panas berlebih dari uap. Jika menggunakan
mesin penguap, seringlah membersihkannya agar mesin tidak ditumbuhi jamur atau
lumut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Tetes saline (air garam). Anda bisa
dapatkan larutan ini di apotek dan menggunakan pipet untuk meneteskan larutan
ini ke hidung atau telinga anak yang tersumbat. Posisikan kepala anak
menengadah ke atas sebelum memberikan 2-3 tetes pada setiap lubang hidung.
Diamkan selama setidaknya 30 detik sebelum membersihkan hidung dengan cotton
bud.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Memposisikan kepala anak lebih tinggi
dengan menambahkan beberapa bantal atau dengan menyelipkan beberapa gulung
handuk di bawah kasur jika anak Anda sering gelisah dalam tidurnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Memberikan campuran madu, ingatlah, ini
hanya disarankan kepada anak yang berusia 1 tahun ke atas. Berikan sebanyak ½
hingga 1 sendok teh madu yang dicampur dengan air hangat atau sedikit perasan
lemon yang mengandung vitamin C. Jangan lupa menyikat giginya jika madu
diberikan menjelang waktu tidur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Berkumur dengan air garam. Larutkan
setengah sendok teh garam dengan segelas air hangat lalu aduk. Berkumur
sebanyak 3-4 kali sehari sambil menengadahkan kepala hingga mencapai bagian
belakang tenggorokan. Jangan lupa untuk membuang air garam setelah selesai
berkumur. Cara ini dapat dapat diajarkan kepada anak yang berusia di atas 4
tahun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-US">Anda sebaiknya pergi ke dokter jika bayi
Anda berusia di bawah tiga bulan, apa pun sakitnya. Selain itu Anda juga harus
mengunjungi dokter, jika:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">11. </span></span><span lang="EN-US">Batuknya tak kunjung reda
setelah lima hari<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">22. <span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Batuk bayi Anda semakin
memburuk, Anda bisa perhatikan dari suaranya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">33. <span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span lang="EN-US">Jika bayi Anda di bawah tiga
bulan, temperaturnya mencapai 38 derajat C. Jika usianya di bawah enam bulan,
temperaturnya mencapai 39 derajat C. Saat itu, Anda harus membawanya ke dokter<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">44. </span><span lang="EN-US">Memiliki permasalahan
pernapasannya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">55. </span></span><span lang="EN-US">Dahak yang keluar berwarna
hijau, cokelat dan kuning<o:p></o:p></span></div>
<br />Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-4736351312912873332016-03-18T20:28:00.001+07:002016-03-18T20:28:26.924+07:0010 Dampak Negatif Gadget untuk Anak<div style="text-align: justify;">
<a href="http://cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="http://cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinHF3UWhj-PkSRxVxXoTwKPB1e9xtYtJepquOE7a8KCxmFNy9mabUyz2R7hx65hxihqhJmb9PAbuSHsdGQVsQWhJXWhKPxZyVvV4O6WDFMq65tdvZ7eddqp-OEWCtx5RhFe0udUjGA5vM/s1600/gadget.jpg" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/03/10-dampak-negatif-gadget-untuk-anak.html" target="_blank">10 Dampak Negatif Gadget untuk Anak</a> - Pada zaman modern seperti saat ini, anak-anak sudah mengenal dan bahkan mahir dalam menggunakan gadget. Dalam hal ini tentunya peran penting orangtua sangat dibutuhkan untuk bersikap bijak dalam memberikan alat komunikasi tersebut. Jika digunakan dengan bijak maka gadget akan bermanfaat sebagai media pembelajaran untuk anak. Namun jika penggunaannya tidak terkontrol maka pengaruh gadget sangat berbahaya untuk kesehatan dan tumbuh kembang si kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Gadget adalah piranti yang berkaitan dengan perkembangan teknologi masa kini. Yang termasuk gadget misalnya tablet, smartphone, netbook, dan sebagainya. Meski gadget bukan interaksi sosial tapi fitur menarik yang ditawarkan seringkali membuat anak-anak cepat akrab dengannya. Tak jarang, gadget dianggap sebagai momok bagi anak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Asosiasi dokter anak Amerika Serikat dan Kanada menekankan perlunya anak usia 0-2 tahun sama sekali tidak terpapar gadget. Sementara anak 3-5 tahun dibatasi satu jam per hari dan dua jam untuk anak 6-18 tahun. Namun faktanya, anak-anak justru menggunakan gadget 4-5 kali lebih banyak dari jumlah yang direkomendasikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Dalam menyikapi perkembangan zaman dan teknologi pada saat ini, setiap orangtua hendaknya mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan gadget pada anak. Selain itu, orangtua juga hendaknya memberikan batasan pada anak dalam menggunakan gadget sehingga tidak menjadi ketergantungan yang akan memberikan dampak negatif terhadap tumbuh kembangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><b>Berikut 10 Dampak Negatif Gadget untuk Anak</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /><b>1. Pertumbuhan otak yang terlalu cepat</b><br />Di antara usia 0-2 tahun, pertumbuhan otak anak memasuki masa yang paling cepat dan terus berkembang hingga usia 21 tahun. Stimulasi lingkungan sangat penting untuk memicu perkembangan otak, termasuk dari gadget. Hanya saja, stimulasi yang berasal dari gadget diketahui berhubungan dengan defisit perhatian, gangguan kognitif, kesulitan belajar, impulsif, dan kurangnya kemampuan mengendalikan diri.<br /><br /><b>2. Hambatan perkembangan</b><br />Saat menggunakan gadget, anak cenderung kurang bergerak, yang berdampak pada hambatan perkembangan. Satu dari tiga anak yang masuk sekolah cenderung mengalami hambatan perkembangan sehingga berdampak buruk pada kemampuan berbahasa dan prestasi di sekolah.<br /><br /><b>3. Obesitas</b><br />Penggunaan gadget yang berlebihan diketahui bisa meningkatkan risiko obesitas. Anak-anak yang diperbolehkan menggunakan gadget di kamarnya mengalami peningkatan risiko obesitas sebanyak 30 persen. Padahal, diketahui bahwa obesitas pada anak meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung sehingga menurunkan angka harapan hidup.<br /><b><br />4. Gangguan tidur</b><br />Tidak semua orangtua mengawasi anaknya saat menggunakan gadget sehingga kebanyakan anak pun mengoperasikan gadget di kamar tidurnya. Sebuah studi menemukan, 75 persen anak-anak usia 9-10 tahun yang menggunakan gadget di kamar tidur mengalami gangguan tidur yang berdampak pada penurunan prestasi belajar mereka.<br /><br /><b>5. Penyakit mental</b><br />Sejumlah studi menyimpulkan, penggunaan gadget yang berlebihan merupakan faktor penyebab meningkatnya laju depresi, kecemasan, defisit perhatian, autisme, gangguan bipolar, dan gangguan perilaku pada anak.<br /><br /><b>6. Agresif</b><br />Anak-anak yang terpapar tayangan kekerasan di gadget mereka berisiko untuk menjadi agresif. Apalagi, saat ini banyak video game ataupun tayangan yang berisi pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan, dan kekerasan-kekerasan lainnya.<br /><br /><b>7. Pikun digital</b><br />Konten media dengan kecepatan tinggi berpengaruh dalam meningkatkan risiko defisit perhatian, sekaligus penurunan daya konsentrasi dan ingatan. Pasalnya, bagian otak yang berperan dalam melakukan hal itu cenderung menyusut.<br /><br /><b>8. Adiksi</b><br />Karena kurangnya perhatian orangtua (yang dialihkan pula oleh gadget), anak-anak cenderung lebih dekat dengan gadget mereka. Padahal, hal itu memicu adiksi sehingga mereka seakan tak bisa hidup tanpa gadget mereka.<br /><br /><b>9. Radiasi</b><br />WHO mengategorikan ponsel dalam risiko 2B karena radiasi yang dikeluarkannya. Apalagi, anak-anak lebih sensitif terhadap radiasi karena otak dan sistem imun yang masih berkembang sehingga risiko mengalami masalah dari radiasi gadget lebih besar dari orang dewasa.<br /><br /><b>10. Tidak berkelanjutan</b><br />Sebuah penelitian membuktikan, edukasi yang berasal dari gadget tidak akan lama bertahan dalam ingatan anak-anak. Dengan demikian, pendekatan pendidikan melalui gadget tidak akan berkelanjutan bagi mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><br /></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-7423677582133398942016-03-18T06:00:00.002+07:002016-03-18T18:39:48.700+07:00Jajanan Anak Berbahaya dan Cara Menghindarinya<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="http://cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKH9n8BKvkyolAQxwWeX__nFPg8Tb2JSdZrC40Y-YHT3XQmANQKRFFz-GSVo0g0HljqhMDkxOhtuVjsCUAvXT9xbrzPdi_-Ikwl_g4VegcNB-wrw4wWHilPO2IlHDWiZZ3ex_7cdnozyk/s1600/jajanan.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/03/jajanan-anak-berbahaya-dan-cara.html" target="_blank">Jajanan Anak Berbahaya dan Cara Menghindarinya</a> - Anak menghabiskan sebagian waktunya di sekolah, termasuk
saat waktu makan dan camilan. Sayangnya, jajanan anak sekolah di Indonesia kini
banyak disoroti karena mengandung bahan-bahan berbahaya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kebanyakan anak sangat tergoda dengan makanan yang berwarna
mencolok atau bentuknya menarik, padahal makanan tersebut justru tidak aman
untuk dikonsumsi. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari uji sampel terhadap 170 ribu sekolah, tak sampai 10
persen kantin yang menyediakan jajanan sehat. Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) melakukan uji sampel pangan jajanan anak sekolah dan menemukan beberapa
bahan berbahaya didalamnya, seperti boraks, formalin, rhodamin, dan metanil
yellow.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Formalin</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk ini
biasanya digunakan untuk bahan perekat kayu lapis, desinfektan peralatan rumah
sakit, dan pengawet mayat. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Formalin sangat berbahaya jika terhirup, terkena kulit, dan
tertelan, karena bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan, reaksi alergi dan
luka bakar pada kulit, rasa terbakar pada mulut, mual, muntah, hingga kejang
dan koma. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Formalin merusak hati, jantung, otak, ginjal, saraf.
Konsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kanker. Penyalahgunaan formalin
pada pangan antara lain: mi basah, tahu, ikan segar dan ikan kering</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ciri pangan berformalin? Mi basah tidak lengket, lebih
mengilat, bau menyengat. Tahu tidak mudah hancur, sementara ikan tidak
dihinggapi lalat. Semua pangan berformalin awet hingga lebih dari 1 hari pada
suhu ruang.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Boraks </b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Boraks biasanya digunakan untuk bahan pembuat deterjen,
mengurangi kesadahan air dan antiseptik. Salah satu turunan boraks yang
disalahgunakan untuk pangan adalah bleng. Boraks sangat berbahaya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>jika terhirup, kena kulit, mata, dan
tertelan. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Akibat yang ditimbulkan bisa iritasi saluran pernapasan,
kulit, dan mata, menyebabkan mual, sakit kepala, nyeri hebat pada perut. Jika
dikonsumsi dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ginjal, kegagalan
sistem sirkulasi akut, bahkan kematian. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Penyalahgunaan boraks dalam pangan antara lain pada bakso,
cilok, lontong, kerupuk gendar. Ciri-ciri mi basah, bakso, lontong, cilok, dan
otak-otak mengandung boraks: tekstur sangat kenyal, tidak lengket, tidak mudah
putus. Kerupuk mengandung boraks teksturnya sangat kenyal dan terasa getir. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<b>
</b><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Rhodamin B & Methanyl Yellow</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Rhodamin B adalah pewarna sintetis (merah keunguan) , biasa
digunakan untuk tekstil dan kertas. Methanyl Yellow juga pewarna sintetis
(kuning), untuk pewarna tekstil dan cat. Keduanya dilarang untuk pangan. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bahaya akut yang timbul jika kedua pewarna itu tertelan
adalah iritasi pencernaan, bibir pecah-pecah, kering, gatal, kulit bibir
terkelupas. Bahaya kronis (jangka panjang): gangguan fungsi hati, kandung
kemih, bahkan kanker. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Penyalahgunaan pewarna ini pada pangan, anatra lain pada
kerupuk (warna pink & kuning menyala),<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>terasi, gulali, sirup. Ciri-ciri pangan mengandung<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Rhodamin B dan Methanyl Yellow: warna merah
(pink) dan kuning mencolok, warna cenderung berpendar, dan terlihat titik-titik
warna tidak merata.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lalu bagaimana memilih makanan dan jajanan yang sehat?
Berikut beberapa tips aman memilih makanan yang bisa diikuti :</div>
<br />
<ul style="text-align: justify;">
<li>Amati warnanya. Amati apakah makanan tersebut berwarna
mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang
berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang
tidak aman.</li>
<li>Cicipi rasanya. Biasanya lidah cukup jeli untuk membedakan
mana makanan yang aman atau tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa
tajam, misal sangat gurih, membuat lidah bergetar dan tenggorakan gatal.</li>
<li>Cium aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan
tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.</li>
<li>Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan
bahan-bahan makanan tambahan yang bahaya dan bisa merusak kesehatan.</li>
<li>Perhatikan kualitasnya. Perhatikan kualitas makanan,
apakah masih segar atau sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan
yang sudah berjamur menandakan proses tidak berjalan dengan baik atau sudah
kadaluarsa.</li>
<li>Terdaftar di BPOM. Bila hendak membeli makanan impor,
usahakan produknya telah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan),
yang bisa dicermati dalam label yang tertera di kemasannya.</li>
<li>Untuk memilih makanan yang mengandung boraks, berikut
tipsnya :</li>
<li>Mie basah mengandung boraks. Teksturnya kenyal, lebih
mengkilat, tidak lengket dan tidak mudah putus.</li>
<li>Bakso mengandung boraks. Teksturnya sangat kenyal, warna
tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.</li>
<li>Jajanan (lontong) mengandung boraks. Teksturnya sangat
kenyal, berasa tajam seperti sangat gurih, membuat lidah bergetar dan memberi
rasa getir.</li>
<li>Kerupuk mengandung boraks. Teksturnya renyah dan
menimbulkan rasa getir.</li>
<li>Sedangkan makanan yang mengandung formalin memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:</li>
<li>Mie basah. Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25
derajat celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10
derajat celsius). Tidak lengket dan lebih mengkilap dibandingkan mie biasa.</li>
<li>Tahu. Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar dan bisa
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es. Tahu terlampau keras, kenyal
namun tidak padat.</li>
<li>Ikan berformalin. Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu
kamar. Warna insang merah tua tidak cemerlang bukan merah segar dan warna
daging putih bersih.</li>
<li>Ikan asin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu
kamar. Bersih cerah dan tidak berbau seperti ikan asin. Tidak dihinggapi lalat
pada area yang banyak berlalat.</li>
<li>Bakso. Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar dan
teksturnya sangat kenyal.</li>
<li>Ayam. Tidak rusak lebih dari 2 hari pada suhu kamar dan
teksturnya sangat.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Namun, ada baiknya membawa makanan sendiri dari rumah agar
terhindar dari bahaya makanan yang mengandung zat aditif yang nantinya dapat
membahayakan kesehatan. Biasakan pula sarapan pagi agar tidak terlalu banyak
jajan serta terapkan pola hidup sehat dengan banyak mengkonsumsi sayur, buah
dan banyak minum air putih, olahraga teratur, dan membiasakan cuci tangan
sebelum makan. Jika terpaksa membeli makanan, sebaiknya kita teliti ketika
memilih makanan dengan cara menerapkan tips di atas. <a href="http://cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-83235282617803239582016-03-16T15:38:00.001+07:002019-08-12T21:17:14.279+07:00Jawaban Pro Kontra Imunisasi Anak<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="372">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Mention"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAxe0Pp8o1PuA1_0Y6Y_egLqoCERqigD8cIETlO-LW7_MTJd-MzAYMJiae2SGBQhb1P_T5CPNYtKz1WVVuVEP_R7Mq5YUxXPaAHJqaFx7PKzTRBWT6xq91z5fDUiYq1QLadCfU5T6EHds/s1600/imunisasi+tetes.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAxe0Pp8o1PuA1_0Y6Y_egLqoCERqigD8cIETlO-LW7_MTJd-MzAYMJiae2SGBQhb1P_T5CPNYtKz1WVVuVEP_R7Mq5YUxXPaAHJqaFx7PKzTRBWT6xq91z5fDUiYq1QLadCfU5T6EHds/s320/imunisasi+tetes.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/03/jawaban-pro-kontra-imunisasi-anak.html" target="_blank">Jawaban Pro Kontra Imunisasi Anak</a> - Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
merupakan program pemerintah yang digalakan terkit dengan pemberian imunisasi
dan vaksinasi kepada anak-anak, bahkan program ini telah berjalan beberapa
tahun.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Akan tetapi seiring berjalannya
program tersebut, di masyarakat masih terjadi Pro dan Kontra hal ini di awali
dengan pendapat bahwa imunisasi berbahaya, yang dimuat pada buku, tabloid, blog
atau milis umumnya dikutip dari artikel yang ditulis oleh psikolog, ahli
statistik, homeopati, bakteriologi, sarjana hukum, kolumnis, ahli kanker, dan
jurnalis, yang bekerja sebelum tahun 1960.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selain itu dari sisi agama juga
tidak kalah menjadi bahan perdebatan terkait dengan kandungan dari vaksin yang
dibuat untuk imunisasi tersebut yang mengindikasikan adanya unsur babi di
dalamnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Pendapat yang Kontra:</b></div>
<br />
<ul>
<li>Vaksin haram karena menggunakan
mediaginjal kera, babi, aborsi bayi, darah orang yang tertular infeksi yang
notabene pengguna alkohol, obat bius, dan lain-lain. Ini semua haram dipakai
secara syariat. </li>
<li>Efek samping yang membahayakan
karena mengandung mercuri, thimerosal, aluminium, benzetonium klorida, dan
zat-zat berbahaya lainnya yang akan memicu autisme, cacat otak, dan lain-lain.</li>
<li>Lebih banyak bahayanya daripada
manfaatnya, banyak efek sampingnya.</li>
<li>Kekebalan tubuh sebenarnya sudah
ada pada setiap orang. Sekarang tinggal bagaimana menjaganya dan bergaya hidup
sehat.</li>
<li>Menyingkirkan metode pengobatan
dan pencegahan dari negara-negara berkembang dan negara muslim seperti minum
madu, minyak zaitun, kurma, dan habbatussauda.</li>
<li>Adanya beberapa laporan bahwa
anak mereka tidak diimunisasi masih tetap sehat, dan justru lebih sehat dari
anak yang diimunisasi.</li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Pendapat yang Pro:</b></div>
<br />
<ul>
<li>Mencegah lebih baik daripada
mengobati. Karena telah banyak kasus ibu hamil membawa virus Toksoplasma,
Rubella, Hepatitis B yang membahayakan ibu dan janin. Bahkan bisa menyebabkan
bayi baru lahir bisa meninggal. Dan bisa dicegah dengan vaksin.</li>
<li>Vaksinasi penting dilakukan untuk
mencegah penyakit inveksi berkembang menjadi wabah seperti kolera, difteri, dan
polio. Apalagi saat ini berkembang virus flu burung yang telah mewabah. Hal ini
menimbulkan keresahan bagi petugas kesehatan yang menangani. Jika tidak ada,
mereka tidak akan mau dekat-dekat. Juga meresahkan masyarakat sekitar.</li>
<li>Walaupun kekebalan tubuh sudah
ada, akan tetapi kita hidup dinegara berkembang yang notabene standart
kesehatan lingkungannya masih rendah. Apalagi pola hidup di zaman modern. Belum
lagi kita tidak bisa menjaga gaya hidup sehat. Maka untuk antisipasi terpapar
penyakit infeksi, perlu dilakukan vaksinasi.</li>
<li>Efek samping yang membahayakan
bisa kita minimalisasi dengan tanggap terhadap kondisi ketika hendak imunisasi
dan lebih banyak cari tahu jenis-jenis merk vaksin serta jadwal yang benar
sesuai kondisi setiap orang.</li>
<li>Jangan hanya percaya isu-isu
tidak jelas dan tidak ilmiah. Contohnya vaksinasi MMR menyebabkan autis.
Padahal hasil penelitian lain yang lebih tersistem dan dengan metodologi yang
benar, kasus autis itu ternyata banyak penyebabnya. Pemyebab autis itu
multifaktor (banyak faktor yang berpengaruh) dan penyebab utamanya masih harus
diteliti.</li>
<li>Ada beberapa fatwa halal dan
bolehmya imunisasi. Ada juga sanggahan bahwa vaksin halal karena hanya sekedar
katalisator dan tidak menjadi bagian vaksin. Contohnya fatwa MUI yang
menyatakan halal. Dan jika memang benar haram, maka tetap diperbolehkan karena
mengingat keadaan darurat, daripada penyakit infeksi mewabah di negara kita.
Harus segera dicegah karena sudah banyak yang terjangkit polio, Hepatitis B,
dan TBC. </li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Ini jawaban bio farma terkait pro
kontra tersebut</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Vaksin yang digunakan untuk
imunisasi bayi dan anak balita di Indonesia sudah mendapatkan sertifikasi halal
dari Majelis Ulama Indonesia, kata epidemiologis medis Direktorat Jenderal
Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Julitasari
Sundoro. "Vaksin yang diproduksi PT Bio Farma (Persero) Bandung itu sudah
mendapatkan fatwa halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), sehingga aman
digunakan untuk imunisasi bayi dan anak balita," katanya usai seminar
"Imunisasi Lumpuhkan Generasi? (Pro Kontra Imunisasi di Indonesia)",
di Yogyakarta, Minggu. Menurut dia, vaksin yang diproduksi Bio Farma itu adalah
BCG, difteri, pertusis, tetanus (DPT), polio oral, hepatitis B, dan campak.
Vaksin tersebut telah mendapatkan prakualifikasi dari Organisasi Kesehatan
Dunia (World Health Organization/WHO). </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Prakualifikasi, dikemukakannya,
merupakan penilaian independen untuk kualitas, keamanan, dan keampuhan vaksin
guna memastikan vaksin bisa dipakai untuk target penduduk dan untuk memenuhi
kebutuhan program imunisasi. Prakualifikasi juga diperlukan untuk memastikan
kepuasan berkesinambungan dengan spesifikasi dan standar kualitas yang telah
ditetapkan. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
WHO menetapkan vaksin yang akan
diproses untuk mendapatkan prakualifikasi harus memenuhi persyaratan badan
regulasi nasional. National Regulatory Authority (NRA) itu ada di masing-masing
negara pembuat vaksin. Untuk Indonesia, misalnya, perlu memenuhi persyaratan
dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Dengan adanya prakualifikasi
WHO itu berarti vaksin yang diproduksi Bio Farma aman digunakan dan layak
ekspor. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Vaksin itu telah diekspor ke 120
negara, termasuk negara-negara Muslim," kata Julitasari. Ia mengatakan hal
itu menunjukkan bahwa vaksin tersebut halal dan aman digunakan untuk imunisasi
bayi dan anak balita. Jika tidak halal dan aman, negara-negara tersebut tentu
tidak akan mengimpor vaksin yang diproduksi perusahaan nasional itu. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ditanya pers tentang masih adanya
pro dan kontra soal imunisasi di tengah masyarakat Indonesia, ia mengatakan,
hal itu boleh saja, tetapi masyarakat yang kurang paham tentang vaksin dan
imunisasi dapat menghubungi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional.
"Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional akan memberikan komitmen dan
pernyataan sesuai dengan bidangnya. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan demikian, informasi
tentang vaksin dan imunisasi yang diperoleh akan komprehensif, karena yang
memberikan jawaban memang kompeten di bidangnya," katanya. Ia mengatakan,
hal itu penting karena selama ini ada sejumlah pihak yang tidak kompeten di
bidang vaksin dan imunisasi memberikan pernyataan yang kurang tepat. Hal itu
tentu akan membingungkan masyarakat yang awam terhadap vaksin dan imunisasi.
"Orang yang tidak paham vaksin dan imunisasi seharusnya tidak memberikan
pernyataan mengenai hal itu, agar tidak membingungkan masyarakat. Masyarakat
perlu mendapatkan informasi yang benar terkait dengan vaksin dan
imunisasi," kata Sekretaris II Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional
itu. Mengenai vaksin meningitis, ia mengatakan, vaksin yang digunakan di Indonesia
sudah mendapatkan fatwa halal dari MUI. Jadi, masyarakat khususnya calon jamaah
haji tidak perlu ragu untuk mendapakan vaksinasi meningitis. "Vaksin
meningitis yang dipakai di Indonesia itu halal, karena sudah diaudit oleh MUI.
Tim dari MUI telah melakukan pengecekan secara langsung terhadap proses
produksi vaksin tersebut," <a href="http://cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-90111558486728738992016-03-14T18:03:00.001+07:002016-03-15T19:47:19.039+07:00Cara Mempercepat Pertumbuhan Rambut Pada Anak<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="false"
DefSemiHidden="false" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="372">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="header"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footer"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="index heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of figures"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="envelope return"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="footnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="line number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="page number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote reference"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="endnote text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="table of authorities"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="macro"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="toa heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Bullet 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Number 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Closing"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="List Continue 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Message Header"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Salutation"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Date"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text First Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Note Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Body Text Indent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Block Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Hyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="FollowedHyperlink"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Document Map"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Plain Text"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="E-mail Signature"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Top of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Bottom of Form"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal (Web)"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Acronym"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Address"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Cite"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Code"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Definition"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Keyboard"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Preformatted"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Sample"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Typewriter"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="HTML Variable"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Normal Table"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="annotation subject"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="No List"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Outline List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Simple 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Classic 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Colorful 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Columns 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Grid 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 4"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 5"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 7"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table List 8"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table 3D effects 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Contemporary"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Elegant"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Professional"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Subtle 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 2"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Web 3"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Balloon Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Table Theme"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" QFormat="true"
Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" QFormat="true"
Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" QFormat="true"
Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" QFormat="true"
Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" QFormat="true"
Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" QFormat="true"
Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" SemiHidden="true"
UnhideWhenUsed="true" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="41" Name="Plain Table 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="42" Name="Plain Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="43" Name="Plain Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="44" Name="Plain Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="45" Name="Plain Table 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="40" Name="Grid Table Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="Grid Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="Grid Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="Grid Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="Grid Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="Grid Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="Grid Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="Grid Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="Grid Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="Grid Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="Grid Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46" Name="List Table 1 Light"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51" Name="List Table 6 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52" Name="List Table 7 Colorful"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="46"
Name="List Table 1 Light Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="47" Name="List Table 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="48" Name="List Table 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="49" Name="List Table 4 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="50" Name="List Table 5 Dark Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="51"
Name="List Table 6 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="52"
Name="List Table 7 Colorful Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" SemiHidden="true" UnhideWhenUsed="true"
Name="Mention"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:8.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:107%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri",sans-serif;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="www.cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSiF72yL95Y8Bw-FZoDeQkZ1kM_hPbkL7TBBOw6-aYmWO2gqEL3czbxW72Vjrubv-7ja6HAnxL7cOp1w718zCauOelBWpQal4tNM7znELB7jRrRhju-uRQpH2H8A2uuALRqwDzzQjQHkc/s1600/rambut+bayi.png" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/03/cara-mempercepat-pertumbuhan-rambut.html" target="_blank">Cara Mempercepat Pertumbuhan Rambut Pada Anak</a> - Rambut anak sehat alami, rambut
yang menambah kesan imut pada anak, menjadi idaman setiap orang tua. Namun
tidak semua bayi memiliki rambut yang tebal pada saat baru lahir. Rata-rata
ketika bayi di lahirkan ke dunia ini belum ditumbuhi rambut secara lebat. Hal
ini juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik secara turun-menurun dari
kakek-nenek hingga kedua orangtua bayi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dengan kata lain, apabila riwayat
kesuburan rambut kakek-nenek hingga kedua orangtuanya tidak terlalu tebal atau
cenderung tipis, maka kemungkinan besar hal tersebut juga bisa menurun pada
bayi.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bahkan ada yang mengalami
kerontokan rambut di bulan-bulan awal melahirkan. Hal ini membuat sebagian
orang tua merasa cemas. Sebenarnya, orang tua tidak perlu khawatir karena pada
saat baru lahir, anak memiliki rambut yang disebut rambut velus. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Rambut ini akan gugur dengan
sendirinya hingga usia bayi Anda 3 bulan. Jadi, Anda tidak perlu panik jika
mendapati rambut anak Anda banyak yang rontok pada rentang usia tersebut.
Setelah rambut velus rontok, akan tumbuh rambut baru. Rambut ini tidak selalu
tumbuh sehat alami. Kadang tipis, kadang lebat. Tumbuhnya pun kadang tidak
merata atau botak pada beberapa bagian. Anda harus mengetahui penyebab rambut
bayi Anda tidak sehat alami. Anda harus menyelidiki apakah di keluarga besar
Anda atau suami ada yang pernah mengalami hal demikian.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tak sedikit orang tua yang
mempercayai bahwa dengan mencukur habis rambut bayi akan membuat rambut bayi
menjadi lebih tebal. Akan tetapi, hal tersebut bisa saja kebetulan rambut bayi
tumbuh kembali dengan keadaan yang tebal. Namun, tak jarang juga rambut yang
tumbuh lagi masih dalam keadaan tipis. Sebenarnya, ada beberapa faktor di
samping tips merawat rambut bayi agar tumbuh lebat seperti faktor makanan
bergizi, faktor genetik dan lain sebagainya. Merawat rambut bayi sendiri
berbeda dengan merawat rambut orang dewasa karena kekuatan rambut dan kulit
kepala orang dewasa tentu lebih kuat dibandingkan bayi yang masih rentan. Maka
dari itu, membutuhkan beberapa perhatian secara khusus agar rambut bayi bunda
lebih tebal dan sehat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Cara Merawat Rambut Bayi Agar
Lebat</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Agar rambut bayi menjadi lebih
lebat dan tebal, maka bunda harus memperhatikan beberapa cara merawat rambut
bayi agar lebat berikut ini:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>1. Perhatikan asupan gizi bayi bunda</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Hal pertama yang harus
diperhatikan agar rambut bayi bunda lebih tebal dan lebat adalah dengan
memperhatikan asupan gizi penting bunda pada makanan yang dikonsumsi. Jika bayi
bunda masih menyusui ASI, maka sebaiknya bunda yang harus mengkonsumsi
makanan-makanan bergizi, seperti banyak mengkonsumsi asupan serat, vitamin dan
zat besi untuk kesehatan rambut bayi bunda. Nah, jika bayi bunda sudah mendapatkan
MPASI, maka bunda bisa menambahkan makanan yang membuat rambut bayi bunda lebih
sehat seperti ikan, susu, telur, buah-buahan dan sayuran. Faktor makanan inilah
yang berpengaruh pada kesehatan dan kesuburan rambut bayi bunda.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2. Potong rambut bayi</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Meskipun banyak yang bilang
dengan sering memotong rambut bayi, maka rambut akan lebih tebal dan lebat.
Akan tetapi anggapan tersebut tidak selamanya benar. Faktor ketebalan rambut
selebihnya ditentukan oleh faktor keturunan. Meskipun begitu, kegiatan memotong
rambut bayi bisa digunakan sebagai cara untuk mendapatkan kulit kepala yang
lebih bersih dari kotoran maupun kerak yang biasanya menempel di kulit kepala
si kecil.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>3. Aplikasikan minyak kemiri</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tips merawat rambut bayi agar
tebal berikutnya adalah cukup dengan mengoleskan minyak kemiri pada kulit
kepala bayi bunda. Minyak kemiri, bisa didapatkan dengan cara menumbuk beberapa
biji kemiri yang sudah digarang atau di sangrai sedikit gosong, kemudian
dimasukkan ke dalam kain dan peras hingga mengeluarkan minyak. Nah, kain inilah
yang nantinya digosok secara perlahan pada kulit kepala bayi bunda. Cara alami
ini bisa menjadi cara efektif untuk mendapatkan rambut yang lebih tebal.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>4. Aplikasikan madu</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bunda juga bisa mengaplikasikan
madu asli untuk dioleskan pada kulit kepala bayi untuk mendapatkan rambut yang
tebal dan lebat. Cara ini memang sudah banyak digunakan oleh orang di zaman
dulu karena secara alami bisa menyehatkan dan menyuburkan rambut.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ya, itulah beberapa tips merawat
rambut bayi agar tumbuh lebat dengan cara alami yang aman untuk bayi bunda.
Semoga bermanfaat! <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-30082961276479037772016-03-04T18:31:00.001+07:002016-03-15T19:46:32.569+07:00Tips Memilih Sekolah yang Terbaik untuk Anak<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="www.cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" height="187" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmdk7-Qu-s7l1Rft1rIrLhyphenhyphenY8SlJ1YgFbryp7Pg0prqp-TmW3yMhOl173OLwDsTV5hGAfHnHMa2PeZ32CI5CskYTVR-bpB9-tRvEEBPNSwYe1oYBtEwMjQLiluMarzD2yJ1n0QzAYIWus/s200/Sekolah-696x653.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/03/tips-memilih-sekolah-yang-terbaik-untuk.html" target="_blank">Tips Memilih Sekolah yang Terbaik untuk Anak</a> - Sudah ancang-ancang memasukkan si kecil ke sekolah tahun ini? Atau mungkin Anda malah sudah punya sekolah pilihan untuknya? Atau malah justru masih kebingungan mengingat begitu banyaknya penawaran sehingga para orang tua belum menentukan kemana akan menyekolahkan anaknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Namun hal itu wajar terjadi sebab orang tua menginginkan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Termasuk memilih sekolah mana yang tepat, sebab sekarang ini pendidikan pra sekolah atau TK sering dianggap sangat penting hingga disejajarkan dengan pendidikan formal lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sebelum anak memasuki SD (Sekolah Dasar), pada umumnya orang tua yang anaknya masih berusia 4 tahun hingga 6 tahun akan mengajak anaknya untuk bersekolah di Taman Kanak-kanak. Taman Kanak-kanak ini sering disebut pendidikan prasekolah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hal ini terbukti bahwa TK dapat menjadi perantara antara keluarga serta SD (Sekolah Dasar) serta dapat membentuk bagaimana karakter serta kepribadian anak tersebut. Taman Kanak-kanak itu sendiri sangat berkontribusi bagi anak yang mengikuti kelas di TK, hal ini juga bisa menjadi dasar yang baik bagi anak ketika hendak memasuki pendidikan yang formal seperti SD.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Terdapat pandangan baru mengenai pendidikan yang tepat untuk anak. Pendekatan cara belajar aktif, yang tidak menekankan pada tes saja, dan merangsang rasa ingin tahu anak menjadi lebih penting karena anak-anak membutuhkan sekolah yang mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, sehingga memilih sebuah lembaga pendidikan yang pantas dan layak untuk anak kita adalah hal yang penting.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Agar anda tidak kebingungan dalam memilih TK yang tepat bagi anak anda sebaiknya anda memperhatikan beberapa tips berikut ini:</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Perhatikan kualitas guru yang ada pada Taman Kanak-kanak, kualitas guru tidak hanya harus menyandang gelar sarjana, namun guru Taman Kanak-kanak harus mempunyai kemampuan dalam memancing anak agar ia dapat aktif dalam berkreasi, serta guru juga harus bisa merangsang bagaimana rasa keingintahuan anak. Selain itu perhatikan juga jumlah guru yang ada. Setidaknya dalam satu kelas ada dua orang guru yang dapat membantu anak dalam kegiatan di dalam kelas.</li>
<li>Pilihlah sarana serta fasilitas yang ada di TK. Sesuaikan dengan apa yang di butuhkan oleh anak, hal ini dapat mengembangkan kebutuhan sistem motorik, kognitif, sosial maupun emoasi anak. Bukan bangunan yang mewah yang menjadi patokan namun kebersihan, keamanan serta manfaat itu sendiri.</li>
<li>Pertimbangkan lokasi sekolah serta tatanan sekolah yang cukup aman. Pilih jarak tempuh kurang lebih 15 menit dari rumah anda agar anak anda tidak terlalu kecapean ketika sampai di sekolah.</li>
<li>Perhatikan beberapa persyaratan, kebijakan hingga aturan sekolah tersebut. Pilih sekolah dengan syarat penerimaan atau uang masuk sekolah yang masih masuk di akal. Tanyakan bagaimana program sekolah yang ditawarkan. Serta apakah beban pelajaran yang guru berikan telah mempertimbangkan kondisi anak ataukah belum.</li>
<li>Pilih sekolah yang menekankan terhadap prinsip seperti belajar itu sangat menyenangkan dan mengajarkan anak bahwa belajar itu merupakan sebuah proses, bukan terpaku pada nilai atau hasil akhir.</li>
<li>Perhatikan juga waktu belajar bagi anak anda setiap harinya. Pilih waktu belajar yang menyenangkan, buat anak anda agar tidak mudah bosan.</li>
<li>Sebelum anda memutuskan sebaiknya anda melakukan beberapa survei langsung pada beberapa sekolah untuk menjadi pilihan. Sebaiknya anda juga mempertimbangkan beberapa sekolah yang direkomendasikan dari keluarga ataupun kerabat anda. Sesuaikan minat serta kemampuan anak anda dengan berbagai program yang ada di sekolah tersebut.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Dengan begitu giliran anda yang menentukan sekolah mana yang paling baik bagi anak anda. Jika pilihan anda masih ada 2 sekolah hingga 3 sekolah, sebaiknya anda membuat daftar berisi tentang penilaian setiap sekolah, serta tuliskan juga kekurangan serta kelebihan dari sekolah masing-masing. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><br />
<br /></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-81456643698724248022016-02-25T20:28:00.003+07:002016-03-15T19:45:45.237+07:00Sayangi Anak Anda Kalo Tidak Mau Seperti Ini<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="www.cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihLLfJ0py3wYllRuzo_WyhYEMrNSx2sSfMslIf1Z9PEuKouhxVUCJb9Y7SHw3RSX_Nx8D4crSsfAaIBEnMPtCWVEe1Lr31Nw7oCfQYhE6PZhAA7z_uRLbX3tC2az6zNRjz3Uh8Sf0Leds/s320/sayangi+anak.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/02/sayangi-anak-anda-kalo-tidak-mau.html" target="_blank">Sayangi Anak Anda Kalo Tidak Mau Seperti Ini </a>- Anak merupakan aset yang menentukan kelangsungan hidup, kualitas dan kejayaan suatu bangsa di masa mendatang. Oleh karena itu anak perlu dikondisikan agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin agar di masa depan dapat menjadi generasi penerus yang berkarakter serta berkepribadian baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Keluarga adalah lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh anak. Karenanya keluarga sering dikatakan sebagai primary group. Alasannya, institusi terkecil dalam masyarakat ini telah mempengaruhi perkembangan individu anggota-anggotanya, termasuk sang anak. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai bentuk kepribadiannya di masyarakat. Oleh karena itu tidaklah dapat dipungkiri bahwa sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatas sebagai penerus keturunan saja. Mengingat banyak hal-hal mengenai kepribadian seseorang yang dapat dirunut dari keluarga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Peran lingkungan dalam mewujudkan kepribadian seseorang, baik lingkungan pra kelahiran maupun lingkungan pasca kelahiran adalah masalah yang tidak bisa dipungkiri khususnya lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Banyak hadits yang meriwayatkan pentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya. Rasulullah saw bersabda, “Setiap anak yang dilahirkan berdasarkan fitrah, Kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya dia yahudi atau Nasrani atau majusi”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi seseorang. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Peran kasih sayang orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka saat mereka terkena masalah di dalam atau di luar kehidupan atau lingkungan keluarga, mereka bisa mengatasinya dengan baik karena ada dukungan kasih sayang dan cinta dari kedua orangtuanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Kasih sayang menunjukan kehangatan dan senang kepada orang lain, dan biasanya berwujud dengan suatu ungkapan atau tindakan. Jika ditelusuri lebih jauh, kasih sayang merupakan kebutuhan psikis yang paling mendasar dalam hidup dan kehidupan manusia. Pada anak-anak apabila mereka kurang mendapat kasih sayang dari orangtuanya maka tidak dapat dipungkiri akan meimbulkan penderitaan batin pada mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Pada diri anak kebutuhan kasih sayang mutlak harus dipenuhi, agar kehidupan psikisnya dapat tumbuh secara wajar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Banyak pakar ilmu jiwa yang berpendapat bahwa tidak adanya cinta dan kasih sayang dalam diri anak dapat menyebabkan berbagai akibat yang tidak wajar dalam kehidupan bermasyarakatnya.<br />
<br />
Anak-anak yang telah kehilangan cinta, akan timbul dalam diri mereka perasaan rendah diri (inferiority complex) dan tumbuh menjadi dewasa dengan tingkah laku kasar. Karena itu, salah satu dari banyak penyebab kenakalan anak-anak atau remaja (juvenile delinquency) adalah akibat dari tidak adanya cinta dan kasih sayang, terutama sekali pada awal pertumbuhan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Dengan demikian, kebutuhan akan kasih sayang sangatlah penting bagi perkembangan mental seseorang terutama seorang anak yang masih sangat membutuhkannya untuk perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Dampak Kurangnya Kasih Sayang Orang Tua</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Menurut ahli psikologi dampak kurangnya kasih sayang dirasakan seorang anak yang sangat rentan terjadi pada anak yang berumur sekitar 2 tahun. Pada masa traumatis anak karena anak merasa diabaikan oleh orangtuanya mampu membekas dalam dirinya sampai dewasa kelak. Anak-anak yang kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi akibat problem kasih sayang berpotensi mengalami masalah intelektual, masalah emosional, dan masalah moral sosial dikemudian hari. Berikut diantara dampak negatif anak kurang kasih sayang orangtuanya :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Mempengaruhi kemampuan pikir, misalnya : memahami proses sebab-akibat, ketidakstabilan/konsisten.</li>
<li>Kesulitan belajar.</li>
<li>Sulit mengendalikan dorongan. Kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi, membuat anak sulit menemukan kepuasan atas situasi/perlakuan yang diterimanya, meski bersifat positif.</li>
<li>Gangguan berbicara, serta gangguan pola makan</li>
<li>Perkembangan konsep diri yang negatif</li>
<li>Sulit membedakan sesuatu</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Tidak jarang anak-anak tersebut memunculkan sikap dan tindakan seperti :</div>
<ul>
<li>Suka berbohong</li>
<li>Mencuri</li>
<li>Merusak dan menyakiti</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Berkaca pada kondisi saat ini, sudah saatnya orang tua sekarang mengambil peran lebih untuk mengembangkan karakter dan memberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal agar anak menjadi manusia berkualitas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkZjKJNFRa1NWkBcG6poEZVzGBbjpbUZbJ8gSkEcOV_iSFGxLwKkzkRD0ARZHTRE_PxgK5g07k5_aiLYdy5U7AfnNjNAvM9wb9glcC_Ln_GnqlSsBmYLDZkWFO_mTKk7lJSKqC53F970g/s1600/sayangi+anak.jpg" imageanchor="1"></a><br />
Dengan memainkan peranan yang benar dalam mendidik dan mengasuh anak, anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Dan yang tidak kalah pentingnya, anak akan tumbuh menjadi anak yang berkarakter tidak mudah larut oleh budaya buruk dari luar serta menjadi anak yang berkepribadian baik sebagai aset generasi penerus bangsa di masa depan. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-54884043507186100262016-02-15T16:24:00.003+07:002019-08-12T21:18:22.677+07:0010 Tips Ini Dapat Membuat Anak Anda Cerdas<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="www.cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIFXcrBsTqwCY6lyEUoOe_7ruZuqUq5-wyhv4svdfmNd5xWj74YngPslDt11z3f0e9GDLlhIEsGMhvgdsa8PWoW7z7o9uctovT2eOZAF0tJmaBhYTVLINuhRODeAeztr4nHEzuAvpLzA0/s320/Cara-merangsang-perkembangan-otak-anak.jpg" width="320" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/02/10-tips-ini-dapat-membuat-anak-anda.html" target="_blank">10 Tips Ini Dapat Membuat Anak Anda Cerdas - Memiliki</a> anak yang pintar cerdas dan memiliki keunggulan dalam salah satu bidang tentu saja membuat anda sangat terkagum dan bangga. Meskipun banyak orang tua mempercayai bahwa bakat yang dimiliki oleh anak adalah warisan dari orang tuanya akan tetapi kemampuan tersebut akan optimal apabila anda mampu mendukungnya semenjak anak anda berusia dini. Pada bayi yang baru lahir terdiri dari 100 milyar sel yang terhubung, sel tersebut akan senantiasa terhubung hingga anak anda berusia 3 tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Banyak orangtua yang mencari cara agar bayi cerdas. Perkembangan kognitif (intelektual) sejatinya merupakan perkembangan pikiran. Perkembangan inilah yang bertanggung jawab terhadap pembentukan mental, penyelesaian masalah, penilaian, bahasa, pemahaman sebab akibat, pengambilan keputusan, serta ingatan. Karena dikendalikan dari otak, perkembangan kognitif kerap dikaitkan dengan kecerdasan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Otak anak berkembang dengan sangat cepat pada tiga tahun pertama kehidupannya, yang disebut sebagai golden period. Otak terdiri dari jutaan neuron yang saling berhubungan satu sama lain. Semakin banyak hubungan neuron yang terbentuk, anak akan semakin pintar. Pembentukan koneksi antar neuron dapat dipicu oleh faktor lingkungan seperti warna, suara, bau, gerakan, sentuhan, dan sebagainya. Berikut ini adalah cara-cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menstimulasi kecerdasan si kecil:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
1. Rencanakan lebih dini sejak calon ibu belum mengandung dengan memperhatikan asupan makanan bergizi dan komposisi nutrisi yang lengkap, sehingga ketika hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi. Asupan makanan bergizi dan nutrisi yang lengkap tentunya harus tetap dijaga saat ibu hamil, sehingga ibu hamil terhindar dari penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya.<br />
<br />
2. Ciptakan suasana hati yang kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungan. Seorang ibu harus menerima kehamilan dengan hati yang ikhlas dan bahagia. Biasanya ibu hamil yang bekerja, tanpa disadari, merasa terbebani dan khawatir kehamilannya akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi disisi lain juga merasa terganggu dengan kehamilannya. Suasana hati tersebut adalah salah satu yang tidak kondusif.<br />
<br />
3. Usia kehamilan diatas 6 bulan, saat itu jaringan struktur otak bayi sudah mulai berfungsi. Berikanlah rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungan. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang, dan berlaku sebaliknya jika ibu selalu merasa tertekan dan stress. Yang paling baik adalah stimulasi berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Dengan stimulasi positif, selain memang dapat meningkatkan kecerdasan anak sejak dalam kandungan, juga dapat menimbulkan kedekatan antara ibu dan anak. <br />
<br />
4. Hindari minum obat-obatan yang "katanya" bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Daripada memberikan obat-obatan yang sebenarnya tidak memberikan bepengaruh apa-apa, lebih baik maksimalkan kiat seperti tersebut di atas.<br />
<br />
Empat (4) kiat di atas adalah saat bayi masih dalam kandungan. Dan 6 kiat berikutnya adalah masa setelah kelahiran bayi tercinta:<br />
<br />
5. Berikan makanan pendukung anak cerdas. Gizi yang baik sejak dini akan membantu anak tumbuh menjadi anak cerdas. Dalam tahap pertumbuhan sejak bayi hingga berusia lima tahun, anak sangat membutuhkan banyak protein, karbohidrat, dan lemak untuk membantunya tumbuh dengan baik. Pertumbuhan yang baik pada anak inilah yang akan membentuk anak menjadi cerdas dan sehat. Bahan makanan yang membantu meningkatkan kecerdasan anak, antara lain yaitu mengonsumsi ikan yang cukup, pemberian ASI eksklusif, dan pemenuhan akan kebutuhan vitamin dan mineral. Semua jenis makanan tersebut merupakan penunjang utama bagi perkembangan otak anak sehingga anak-anak tumbuh menjadi anak yang cerdas, jenius, kreatif, dan pintar. (apa saja 10 makanan yang menjadikan anak cerdas?)<br />
<br />
6. Usahakan untuk tidak membatasi lingkungan bermain anak. Semakin bervariasi lingkungan hidup anak maka akan semakin baik perkembangan otak anak cerdas tersebut. Warna yang beraneka ragam, suasana yang berbeda-beda, orang-orang yang berbagai macam sifat akan menstimulasi otak anak dan membuatnya menjadi lebih cerdas karena ada banyak hal yang dapat dipelajarinya.<br />
<br />
7. Ajaklah anak untuk menikmati berbagai pemandangan yang berbeda. Banyak pemandangan, seperti gunung, bukit, pantai, lembah, bahkan padang pasir memberikan rangsangan pada otak anak untuk berpikir dan mempelajari apa yang dilihatnya. Variasi lingkungan yang beraneka ragam membantu mempercepat terkoneksinya sel-sel saraf pada otak anak cerdas.<br />
<br />
8. Tanamkan emosi sejak dini pada anak-anak. Anak yang cerdas biasanya lebih banyak memiliki pengalaman emosional dibandingkan dengan anak yang tidak terlalu cerdas. Pengalaman emosional ini terbentuk antara usia 0-7 tahun di mana kesabaran, kontrol diri, kerja sama, empati, dan pengalaman emosional lainnya dapat ditanamkan secara kuat pada otak anak. Penanaman emosi sejak dini pada anak-anak membuat anak menjadi lebih cerdas dalam menyikapi berbagai hal yang melibatkan emosinya.<br />
<br />
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a>9. Berikanlah lebih sering hal-hal baru, seperti kosakata baru, teknik berhitung yang berbeda, melakukan berbagai percobaan kecil, bahkan bermain origami juga dapat membantu anak tumbuh cerdas.Pada dasarnya, anak cerdas sering merasa bosan jika mereka hanya melakukan hal yang sama berulang-ulang. Namun, dengan memberikan hal-hal baru yang belum pernah didapatkan akan membuat mereka lebih cepat untuk belajar. Oleh Karena itu hal-hal baru yang sering ditemui oleh anak cerdas dapat menstimulasi otak untuk berkembang lebih cepat. <br />
<br />
10. Anak yang cerdas memiliki aktivitas yang lebih banyak dari anak lain. Aktivitas mempengaruhi perkembangan otak anak dengan tiga cara, yaitu meningkatkan sirkulasi darah ke otak, mempengaruhi produksi hormon, dan merangsang produksi dopamine yang sangat mempengaruhi suasana hati anak. Semakin sering seorang anak melakukan aktivitas fisik maka akan semakin berkembang otaknya dan semakin cerdas pula dirinya.<br />
<br />
Itulah 10 tips cara menstimulasi kecerdasan pada anak, berikan yang terbaik untuk buah hati Anda tercinta agar menjadi anak cerdas, konsultasikan dengan ahlinya untuk hasil yang lebih baik. Semoga bermanfaat. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-60843648576037387792016-02-15T08:00:00.001+07:002016-03-15T19:43:03.257+07:00Kenali dan Atasi Penyakit Tipus Pada Anak Sejak Dini<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="www.cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjMj_oMPKGnmK3zfKrdFpGjpAmoXuxg5yk8fSNYCbjgx0gJUfaggU5lVHV1dYtOQkwtAeIgo6GlmifkBsulTZyzOJoSJ5YM78OdUpuPI1VZJFXlaoD0OrTFJL3n_kvyXWl4OJ3HTJjHLc/s200/tipeso.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/02/kenali-dan-atasi-penyakit-tipus-pada.html" target="_blank">Kenali dan Atasi Penyakit Tipus Pada Anak Sejak Dini</a> - Penyakit tipes merupakan sebuah penyakit akibat adanya infeksi pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri. Penyebabnya adalah bakteri <i>salmonella typhi</i> atau . Bakteri tipus masuk melalui makanan ke saluran pencernaan. Kemudian berkembang biak menembus dinding usus ke saluran limfa, masuk ke pembuluh darah dalam waktu 24 hingga 27 jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Gejala tipes pada anak pada umumnya hampir sama dengan gejala penyakit demam berdarah dengue. Hal inilah yang terkadang membuat masyarakat awam bingung membedakan kedua gejala penyakit ini. Oleh karena itu, biasanya pemeriksaan dokterlah yang bisa membedakan antara gejala tipes dan juga penyakit DBD. Nah, pada artikel kali ini kami akan membahas lebih jauh mengenai apa itu penyakit tipes, bagaimana gejala penyakit yang biasanya terjadi pada anak-anak, dan juga bagaimana cara mengatasinya. Tujuannya tentu untuk membuat para pembaca bisa lebih mewaspadai gejala tipes pada anak yang jika diabaikan tentu akan memberikan dampak berbahaya bagi buah hati Anda. So, untuk lebih jelasnya silahkan simak informasi selengkapnya berikut ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Tanda Dan Gejala Penyakit Tifus Secara Umum</b></div>
<ol style="text-align: justify;">
<li>Demam atau panas bisa berlangsung selama lebih dari 7-10 hari. Kondisi pasien disiang hari cenderung terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.</li>
<li>Lidah penderita terlihat keruh dan kotor, bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan selalu ingin makan yang asam-asam atau pedas.</li>
<li>Terjadi mual bahkan bisa sampai muntah, karena bakteri Salmonella typhi berkembang biak di dalam hati dan limpa penderita, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.</li>
<li>Mengalami Diare atau mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi atau sulit buang air besar (sembelit).</li>
<li>Badan terasa lemas, pusing, juga terjadi infeksi pada tenggorokan dan sakit perut. Demam yang tinggi bisa menimbulkan rasa lemas dan pusing. Sementara terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit pada perut.</li>
<li>Pada kondisi yang berat penderita bertambah sakit dan kesadaran mulai menurun yang mengakibatkan pingsan. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak bergerak.</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b><br />Gejala Tipes pada Anak yang Harus Diwaspadai Sejak Dini</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Penyakit tipes mungkin menjadi salah satu penyakit yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Apalagi jika penderita tak kunjung mendapatkan penanganan lebih lanjut. Nah, untuk gejalanya sendiri, anak-anak biasanya akan mengalami panas dan juga sakit kepala. Bahkan gejala lain biasanya terkait dengan pencernaan seperti sakit perut, diare, bahkan sulit buang air besar. Yang berbahaya adalah jika gejala tipes tersebut sudah semakin parah, karena seseorang termasuk seorang anak bisa saja jatuh pingsan.<br />
<br />
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa penyakit tipes adalah penyakit yang tidak pandang usia. Artinya baik orang dewasa atau anak-anak bisa mengalami penyakit tipes ini. Bahkan bayi pun bisa terserang tipes, maka dari itu Anda harus sangat waspada karena daya tahan tubuh bayi tentu saja masih sangat lemah. Gejala tipes pada anak yang biasanya sangat khas adalah bau yang tidak sedap dari mulutnya. Fase demam yang dialami pun cukup khas, karena biasanya akan selalu naik turun. Namun Anda tidak perlu terlalu khawatir karena biasanya gejala yang bisa menyebabkan seseorang sampai pingsan tidak akan terjadi pada anak-anak.<br />
<br />
Bagi anak-anak ataupun orang dewasa, tipes harus segera ditangani. Meskipun pada awalnya memang hanya menunjukkan gejala ringan seperti halnya demam biasa. Akan tetapi semakin lama jika tidak mendapatkan pertolongan, bisa saja akan terjadi kebocoran usus yang akan berujung kematian. Akan tetapi jika anak Anda masih bayi, Anda harus lebih ekstra waspada. Pasalnya gejala tipes pada anak bayi leih sulit terdeteksi. Pasalnya bayi biasanya hanya menunjukkan gejala berupa tangisan dan rewel ketika dirinya mulai merasa tidak nyaman karena penyakit tipes tersebut.<br />
<br />
Namun untuk lebih spesifiknya, biasanya bayi juga akan mengalami demam yang akan mulai naik di sore sampai malah hari dan mulai mereda pada pagi hingga siang hari. Jika dilihat lidahnya, maka lidahnya akan terlihat memutih. Namun pada bagian ujung dan juga tepi, lidahnya masih terlihat merah. Anda juga harus sangat berhati-hati apabila bayi Anda sudah mulai mengalami mudal yang disertai muntah. Pasalnya gejala tipes pada anak seperti ini menandakan bahwa bakteri penyebab tipes sudah mulai berkembang di organ hati dan limpa. Dan yang terjadi adalah pembengkakkan pada bagian organ tersebut yang kemudian akan memberikan tekanan pada lambung. Nah, hal inilah yang menimbulkan rasa mual yang disertai muntah pada anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Tips Mengatasi Penyakit Tipes pada Anak</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Pengobatan sakit tipes secara tradisional biasanya menggunakan cacing tanah atau rebusan labu. Jika anda ingin menggunakan cacing caranya dengan direbus kemudian diminum air rebusanya atau bisa menggunakan kapsul china yang berisi bubuk cacing tanah. Jika menggunakan labu caranya dengan membuat jus labu yang telah dibuang kulitnya kemudian di minum rutin setiap hari. Penderita tipes harus istirahat total dan diet makanan yang berserat tinggi. Penderita banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori dan protein.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Penyakit tipes diakibatkan adanya bakteri salmonella typhi yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan atau minuman. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman. Sebaiknya selalu cuci tangan sebelum makanan, menjaga makanan dari berbagai kotoran. Untuk anak anak sebaiknya di beri pengertian agar tak suka jajan dipinggir jalan. Selain itu daging ayam yang dimasak tidak matang bisa tercemar bakteri ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a>Nah, untuk menangani penyakit tipes yang disebabkan oleh bakteri atau virus ini, sebenarnya lebih baik anak Anda dibawa ke rumah sakit dan dirawat inap. Mengapa harus demikian? Pasalnya seorang penderita tipes biasanya memang tidak diperkenankan untuk terlalu banyak bergerak. Terlalu banyak bergerak bisa mengakibatkan bakteri atau virus yang mengakibatkan penyakit tipes tersebut akan bisa lebih aktif menyerang tubuh si penderita tipes. Inilah alasan mengapa seorang penderita tipes termasuk anak-anak disarankan untuk melakukan rawat inap atau banyak beristirahat di rumah. Sebenarnya pergerakan yang dilakukan oleh penderita tipes justru juga akan membuat penyebab tipes di dalam tubuh menjadi lebih banyak bergerak. Alhasil bakteri atau virus tersebut bisa mengakibatkan luka yang lebih parah pada usus.<br />
<br />
Pada dasarnya penyakit tipes juga bisa diatasi dengan cara pengobatan tradisional. Akan tetapi mungkin waktu yang dibutuhkan memang lebih lama dan penderita memang harus beristirahat total. Selain itu jika anak Anda menderita tipes, Anda juga harus memerhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Pastikan asupan gizinya selalu terpenuhi setiap harinya. Obat tradisional yang biasanya digunakan untuk tipes adalah ekstrak cacing. Namun Anda tidak perlu jijik atau merasa geli, karena mungkin saat ini sudah terdapat banyak obat yang berasal dari cacing namun sudah diolah sedemikian rupa menjadi pil atau sejenisnya.<br />
<br />
Namun jika Anda ingin mengatasi gejala tipes pada anak dengan cara tradisional, Anda bisa membuat sendiri ramuan cacing tersebut. Yang Anda butuhkan adalah 10 ekor cacing yang sudah dibuang isi perutnya, dicuci bersih, lalu direbus dengan air. Biarkan sampai mendidih, dan yang Anda minum adalah air rebusan cacing tersebut. Meskipun rasanya kurang enak, namun jika Anda mengonsumsinya secara rutin, Anda pasti bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Dan yang tidak boleh dilupakan adalah harus disertai dengan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. So, sekian artikel kali ini dan semoga bermanfaat. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-51262051318850838512016-02-12T05:54:00.000+07:002019-08-12T21:15:57.770+07:00Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan Anak<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="www.cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" height="145" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfGT2VXdpaa20c5TLs1x4LGcBlzwORbIhsiHSVM4zGzY6scvaNxhQzICf8QKwIlTCmrcqN_N-hHHN_nPSE2zabfGrCwFK99FqTDZr_A2lZjtnNfMDytRigZI1StHya9OkxSI8UbFefjYA/s200/manfaat-buah-naga-merah.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/02/manfaat-buah-naga-untuk-kesehatan-anak.html" target="_blank">Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan Anak</a> - Buah naga atau dikenal secara luas dengan sebutan Dragon fruit adalah buah yang dipercaya oleh masyarakat China sebagai buah Dewa. Buah yang memiliki bentuk unik dengan sulur yang mirip sisik naga ini kini telah dikenal luas dan dikembangkan secara komersil di Indonesia. Buah ini masuk pertama kali di Indonesia pada tahun 2000 dan sejak itu buah naga telah merebut perhatian pecinta buah di negara tropis ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Di Indonesia sendiri terdapat 4 macam buah naga yang mulai dikembangkan, yaitu Buah naga putih (Hylocereus undatus), Buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga super merah ( Hylocereus costaricencis) dan buah naga kuning (celenicereus megalanthus). Masing-masing jenis memiliki bentuk dan warna yang berbeda serta keunggulan sendiri-sendiri. Di antara keempat jenis buah naga, maka buah naga kuning adalah yang paling tinggi kandungan gulanya dengan tingkat kemanisan mencapai 18 briks. Harga jualnya pun sangat tinggi, untuk satu kilogram buah naga kuning kita harus membayar senilai Rp.200.000,-. Harga yang sangat mahal untuk konsumsi buah. Namun itulah..harga tidak menjadi sebuah halangan pecinta buah untuk membelinya bila mengingat khasiat yang ditimbulkannya dan sensasi rasanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Nutrisi yang terkandung di dalam buah naga di antaranya potasium, ferum, protein, sodium, dan kalsium. Layaknya buah-buahan pada umumnya, buah naga juga kaya akan vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk proses metabolisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Baik buah naga merah ataupun buah naga putih sama-sama memberikan dampak yang sangat luar biasa untuk kesehatan tubuh kita. Dengan mengkonsumsi buah naga secara rutin akan menambah kekebalan tubuh dan memberikan zat serta vitamin lain yang bermanfaat bagi tubuh kita. Buah Naga atau Dragon Fruit tidak hanya baik bagi orang dewasa, namun ternyata banyak juga manfaat berlimpah buah naga untuk anak & anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Membahas tentang khasiat bagi kesehatan dari buah naga untuk kesehatan, pada artikel ini akan coba saya tuliskan topik yang lebih spesifik mengenai manfaat buah naga untuk anak, yang menjadi banyak pertanyaan bagi para orangtua yang memilki anak adalah apakah buah naga aman di konsumsi oleh anak? umur berapakah anak di perbolehkan mengkonsumsi buah naga? Buah naga yang merah atau yang putih yang lebih baik? Kotoran anak menjadi berwarna merah setelah mengkonsumsinya, apakah itu aman buat anak? apa manfaat buah naga pada anak? dll. Anda jangan bingung, karena semua pertanyaan di atas akan saya coba jawab berdasarkan pengetahuan yang saya peroleh dari membaca. Okey dari pada berpanjang lebar langsung kita masuk dalam pembahasan :<br />
<b><br />Amankah Buah Naga Untuk anak?</b><br />
Sistem pencernaan anak sangat lemah sehingga buah-buahan bertekstur kasar tidak di anjurkan untuk asupan si kecil. Buah naga memilki daging yang lunak dan bertekstur lembut, walaupaun memiliki banyak biji tetapi terbukti aman di konsumsi sehingga buah naga tetap aman untuk anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Usia Berapakah Anak Boleh Mengkonsumsi Buah Naga?</b><br />
Sebenarnya yang menjadi tolak ukur umur anak yang aman untuk mengkonsumsi buah naga adalah dengan melihat kondisi si kecil. Apakah ada alergi ataupun tidak. Jika tidak maka buah naga dapat di berikan pada anak yang usianya di atas 8 bulan. Namun beberapa ibu yang memiliki anak telah memberikan anaknya buah naga saat masih berusian 6 bulan. Sekarang tergantung keputusan Anda, akan menggunakan yang 8 bulan atau 6 bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br />Buah Naga Merah atau Buah Naga Putih?</b><br />
Kelebihan dari buah naga berdaging putih adalah rasanya yang lebih manis dan menyegarkan, tetapi untuk masalah khasiat buah naga merah yang menjadi juaranya. Beberapa reffrensi mengatakan bahwa bauh naga merah kebih memiliki manfaat dari pada buah naga putih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Kotoran Anak Berwarna Apakah Aman?</b><br />
Sebenarnya tidak hanya anak saja yang mengalami hal ini, orang dewasa yang baru mengkonsumsi buah berwarna pekat seperti buah naga merah akan mengeluarkan kotoran yang berwarna kemerah-merahan, namun setelah terbiasa maka akan kembali normal. Jadi jawabannya tidak ada masalah dan aman-aman saja kalau kotoran anak berwaran menyerupai warna buah naga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Manfaat Buah Naga Untuk Anak Apa?</b><br />
Salah satu kandungan buah naga adalah karotin yang berfungsi menjaga kesehatan mata anak, kalsiumnya juga berfungsi membantu menguatkan tulang si kecil dan vitamin C buah naga melindungi anak dari radikal bebas, serat buah naga memperlancar pencernaan, protein membantu proses metabolisme perkembangan tubuh dll. Jadi banyak manfaatnya bila di konsumsi oleh anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Berikut Ini Kandungan Nutrisi Setiap 100 Gram Buah Naga</b><br />
0,1-0,5 gram protein<br />
82,5 -89,4 air<br />
0,3-0,9 serat<br />
0,1-0,6 gr lemak<br />
16 - 36,1 mg Fosfor<br />
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a>4 - 25 mg Ascobic Acid<br />
0,28 - 0,043 mg Tiamine<br />
0,005 -0,012 mg karoten<br />
0,2-1,3 mg Niasin<br />
0,043-0,045 mg Riboflavin<br />
6 - 10 mg Kalsium<br />
0,2-0,5 abu<br />
0,3-0,65 mg besi</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Kandungan Vitamin Pada Buah Naga</b> <br />
Vitamin C<br />
Vitamin B1<br />
Vitamin B3<br />
Vitamin B12</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Tingginya kandungan vitamin dan mineralnya membuat buah ini semakin naik pamornya dan dianjurkan untuk berbagai kalangan usia termasuk anak-anak. Membiasakan anak untuk mengkonsumsi buah naga sejak dini akan menguatkan sistem imun anak dan membantu meningkatkan daya kerja otak. Anak menjadi lebih cerdas dan terlindung dari berbagai penyakit. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai - anak anda !!!</a></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-36684249420477145832016-02-06T05:54:00.001+07:002016-03-15T19:40:55.428+07:00Virus Zika: Monster Baru dari Amerika Latin<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.cintai-anak.blogsot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img alt="www.cintai-anak.blogsot.co.id" border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsWGiuPTT7VbqOXh5tzVHRsjHw9zDQZSDyijYIWbwD3ZTvk809lATmlHLMoMhaAou1a2pWCDLdL2u9mcwD6EhIZK4U-sWz5nmWCinzMbj3lvzxZDD_AgggEubMeifP_4x2gzFpNdzOau8/s320/zika.jpg" width="320" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/02/virus-zika-monster-baru-dari-amerika.html" target="_blank">Virus Zika: Monster Baru dari Amerika Latin</a> - Virus Zika tampaknya sedang ramai diperbincangkan bukan hanya di Brasil tetapi di bernagai negara termasuk Indonesia. Sejak pertengahan 2015 sekitar 500.000 penduduk tertular virus ini. Lalu berkembang menjadi 1,5 juta penduduk yang tertular. Penyebaran Zika bertepatan dengan peningkatan tajam jumlah bayi yang menderita microcephaly, yaitu suatu kondisi di mana otak janin tidak tumbuh ke ukuran penuh dan menyebabkan bayi lahir dengan kepala abnormal berukuran kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Virus ini pertama kali ditemukan pada kera-kera yang ada di Hutan Zika (makanya namanya virus Zika) pada tahun 1947. Dan delapan tahun kemudian, baru ditemukan kasus bahwa virus ini mampu menyerang manusia. Hanya saja, karena ancaman yang ditimbulkan pada waktu itu tidak begitu besar, maka ilmuwan dan tenaga medis tidak menghiraukannya. Mengabaikan begitu saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Akan tetapi, ketika pada tahun 2007 virus ini mewabah di Mikronesia, tepatnya di pulau Yap, barulah banyak ilmuwan yang peduli dan resah. Lalu, 2 juta orang kemudian terjangkiti di Karibia dan Afrika Latin. Virus ini menyebar melalui gigitan nyamuk Aides Aigepty</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Berdasarkan laporan The Wall Street Journal, antara 2010 dan 2014, Brasil memiliki rata-rata 156 bayi yang lahir dengan microcephaly setiap tahun. Tapi pada tahun 2015, lebih dari 3.000 bayi lahir dengan kondisi tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status darurat kesehatan masyarakat internasional terhadap virus Zika. Penetapan ini menyusul penyebaran virus pembawa wabah mikrosefalia, yang membuat ribuan bayi di Brasil dilahirkan dengan kondisi cacat. WHO memperkirakan virus Zika rentan menyebar ke Benua Afrika dan Asia. Salah satu faktor pendukungnya adalah tingginya angka kelahiran di dua benua tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Untuk mencegah penyebaran virus, WHO berencana membuat situs pemantau di negara-negara berkembang. Pemantauan ini untuk mendeteksi perubahan pola pelaporan mikrosefalia pada tahap awal. Langkah ini menjadi tes diagnostik yang lebih baik untuk mendeteksi virus pada wanita hamil dan bayi yang baru lahir. Benarkah virus sudah pernah masuk ke indonesia ?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Virus Zika yang menyebar di Amerika Selatan terutama Brasil, ternyata sudah pernah ditemukan di Indonesia puluhan tahun silam, dari tahun 1977 hingga 1981 ditemukan di Klaten dan NTB pemeriksaannya saat itu dilakukan secara sirologis dengan menggunakan serum sebagai sampel. Melakukan pemeriksaan 105 darah penderita yang demam dan ditemukan satu virus Zika.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Virus Zika dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak jauh berbeda. Hanya memang, gejala virus Zika ini lebih ringan dan akan sembuh dalam dua hingga tujuh hari. Zika tidak menyebabkan kematian seperti demam berdarah. Untuk itu, perlu kerja sama dari masyarakat untuk membantu menjaga kebersihan lingkungan, upaya yang dilakukan tidak jauh beda dengan penanggulangan DBD, yakni dengan cara kebersihan lingkungan dan tidak membiarkan air menimbun, sehingga menjadi hidup bintik nyamuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Virus Zika, pada umumnya memang menyerang janin yang masih ada di kandungan hingga mengalami penyusutan otak dan kinerjanya. Hingga, peluang bayi yang dilahirkan bisa dalam kondisi normal, itu sangat kecil sekali (jika tidak ingin bilang mustahil). Karena hal itulah, maka pemerintah di daerah Afrika sana, juga Brasil, menyarankan agar perempuan jangan hamil dulu selama virus ini masih menyebar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Beberapa ahli mengapresiasi penemuan dokter Brasil untuk penyelidikan kuat mereka ke masalah ini, tetapi bila mengikuti perspektif WHO, masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa virus Zika menyebabkan cacat lahir. Saat ini, beberapa dokter Brasil menasihati wanita untuk menghindari kehamilan. Para pejabat juga sedang mencari tahu apa yang terjadi, dan wanita di Brasil yang saat ini sedang hamil mengatakan mereka merasa sangat stres.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Karena pernah diabaikan pada awal kemunculannya, maka manusia sekarang tidak siap ketika virus ini kemudian menyerang banyak orang. Bahkan katanya, baru 10 tahun lagi baru akan ada obatnya. Tentu saja, ini kan lama sekali. Hitung-hitungan ini juga kalau semuanya berjalan lancar. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><br />
<br /></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-66920375483786278202016-02-04T06:47:00.001+07:002016-03-15T19:36:19.790+07:00Anak Cerdas: Temukan 9 Ciri Pada Anak Anda<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="www.cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" height="131" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhasHf7G_pulZNwj4aYia97p72oQfGOB0MJTifVVKLS9qGIHWJOBwsMtQNcymEbG-lP30ayTTxzmaLTUMo4nUwWoETiqgzOJgR8jYQEO6SckrIOyMGCma5YWU6DgsPkZgECjQ2zi8Bab24/s200/post-50.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/02/anak-cerdas-temukan-9-ciri-pada-anak.html" target="_blank">Anak Cerdas: Temukan 9 Ciri Pada Anak Anda</a> - Semua orang tua pasti menginginkan Anaknya yang masih kecil memiliki bakat dan kecerdasan alami sejak kecil. sehingga tidak aneh jika banyak orang tua melakukan berbagai cara agar anaknya cerdas sejak kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Pada dasarnya perkembangan intelektual atau kognitif adalah aspek perkembangan pikiran. Bagian ini berperan penting terhadap pembentukan mental, pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, bahasa, dan ingatan seorang anak. Perkembangan intelektual inilah yang kerap kali dihubungkan dengan kecerdasan anak. Tapi beruntunglah bagi sebagian orang tua yang sudah memiliki anak yang mempunyai bakat terpendam sejak kecil, karena mereka tidak akan perlu repot-repot lagi untuk mengajarkannya. “bagaimana cara mengetahuinya kalau anak Kita sudah cerdas dan berbakat sejak kecil?” Nah untuk mengetahui anak Anda yang masih berusia 2 sampai 5 tahun sudah memiliki bakat dan kecerdasan, baiknya simak. inilah ciri-ciri anak anda sudah memiliki bakat dan kecerdasan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>1. Sangat aktif</b><br />
Anak aktif berbeda dengan anak hiperaktif. Jika dilihat dari aktifitasnya, sekilas memang terlihat hampir sama. Tetapi jika diperhatikan lebih dalam akan tampak perbedaannya. Anak aktif mempunyai fokus perhatian yang baik, lebih sabar, dan suka dengan kegiatan yang butuh banyak gerakan fisik, sedangkan anak hiperaktif biasanya tidak fokus, tidak bisa diam, tidak sabar, dan cenderung agresif. Masalahnya kini orangtua justru lebih senang apabila anaknya duduk diam dengan bermain gadget atau menonton televisi, daripada melakukan banyak kegiatan fisik. Padahal aktifitas dengan banyak kegiatan fisik sangat baik untuk merangsang kecerdasan anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>2. Konsentrasi intens</b><br />
Anak-anak umumnya kesulitan untuk berkonsentrasi dan fokus pada suatu hal. Tetapi anak cerdas mampu berkonsentrasi dengan intens dalam waktu yang lama, dan menyelesaikan pekerjaannya tanpa banyak terpengaruh dengan kondisi di sekitar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>3. Daya ingat kuat</b><br />
Anak yang cerdas biasanya memiliki ingatan yang kuat terhadap berbagai macam informasi yang pernah dilihat atau didengarnya. Dengan daya ingat yang baik ini nantinya anak akan lebih mudah memahami dan menangkap pelajaran di sekolah. Selain itu daya ingat juga bermanfaat untuk membangun rasa percaya diri dan kemandirian anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>4. Memiliki kosakata tinggi</b><br />
Kecerdasan anak juga ditandai dengan penguasaan kosakata yang tinggi. Mereka bisa menggunakan kosakata yang sulit dengan tepat, dan bisa mengucapkannya dalam kalimat yang lengkap. Penelitian juga menemukan bahwa anak-anak dengan kosakata lisan yang baik, akan cenderung lebih cerdas di sekolah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>5. Memperhatikan detail</b><br />
Kecerdasan anak juga dapat dilihat dari kebiasaannya memperhatikan sesuatu secara detail. Anak cerdas biasanya senang memperhatikan hal-hal detail yang sering dilewatkan oleh orang lain. Dan seringkali mereka selalu ingin tahu bagaimana cara kerja sesuatu secara spesifik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>6. Suka berimajinasi</b><br />
Suka berimajinasi merupakan salah satu ciri anak cerdas. Biasanya anak suka berimajinasi dengan menirukan hal-hal yang ada di sekitarnya, misalnya dengan membayangkan awan berbentuk burung, atau membuat gambar dengan cerita yang dibuatnya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>7. Tertarik dengan banyak hal</b><br />
Anak cerdas umumnya menunjukkan ketertarikannya dengan banyak hal. Mereka tidak hanya tertarik pada permukaan saja, tetapi juga ingin mengeksplorasi minatnya hingga lebih dalam. Mereka akan mencari tahu dan bertanya tentang banyak hal yang diminatinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br />8. Membaca lebih awal</b><br />
Anak cerdas mempunyai rasa ingin tahu yang cukup tinggi terhadap segala sesuatu. Karena itu anda bisa memperkenalkan mereka dengan buku cerita bergambar yang sesuai dengan usianya, biasanya mereka akan penasaran dan ingin membaca sendiri buku tersebut. Secara alami, rasa penasaran itu akan mendorong anak untuk belajar membaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>9. Mempunyai bakat seni</b><br />
Anak dengan bakat seni seperti menggambar dan menyanyi juga termasuk dalam kategori anak cerdas. Ketika balita biasanya mereka mampu menggambar sesuatu dengan jelas atau menyanyi dengan nada yang tepat. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara otak kiri dan kanan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Seringkali orangtua merasa penasaran, apakah anaknya mempunyai tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi. Umumnya seorang anak tidak membutuhkan uji kecerdasan sebelum memasuki sekolah dasar. Akan tetapi, untuk menguji kecerdasan intelektual anak sudah dapat dilakukan sejak anak berusia 3 tahun. Tingkat kecerdasan intelektual anak normalnya berkisar antara 85 hingga 115, karena itu seorang anak yang mempunyai kecerdasan intelektual (IQ) diatas 130 dapat dikategorikan sebagai anak jenius.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Dewasa ini masih banyak orangtua yang mengaitkan antara tingkat kecerdasan intelektual anaknya dengan keberhasilan dalam meraih kesuksesan kelak. Namun ada hal penting yang harus dipahami oleh orangtua, bahwa kecerdasan intelektual (IQ) hanyalah salah satu dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan seorang anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Demikianlah <a href="http://cintai-anak.blogspot.co.id/2016/02/anak-cerdas-temukan-9-ciri-pada-anak.html" target="_blank">sembilan ciri anak cerdas</a> yang sayangnya biasanya diabaikan oleh para orangtua. Semoga kita memperhatikan kecerdasan yang dimiliki oleh putra-putri kita dan mampu mengembangkan dan mengarahkannya menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk semua. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><br />
<br /></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-36543363009021100912016-02-03T07:05:00.000+07:002016-03-15T19:35:13.422+07:00Orangtua Wajib Baca !!! Mengatur Asupan Gizi Anak<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiFweJX4WZwUQvLUpT2tAiazL9VJ1b1ipgR7Vh_6MxTYqv4StOb8NnDKpIcOwX9KVji5GBsuCONfk_FIy3o2U8zAyEvK1VB7_sAxesDppL1ODVUmwtY4PRT55xp91jqXdelHPjGeh12UY/s1600/Cara-Mengatur-Porsi-Makan-Untuk-Anak1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiFweJX4WZwUQvLUpT2tAiazL9VJ1b1ipgR7Vh_6MxTYqv4StOb8NnDKpIcOwX9KVji5GBsuCONfk_FIy3o2U8zAyEvK1VB7_sAxesDppL1ODVUmwtY4PRT55xp91jqXdelHPjGeh12UY/s200/Cara-Mengatur-Porsi-Makan-Untuk-Anak1.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/02/orangtua-wajib-baca-mengatur-asupan.html" target="_blank">Orangtua Wajib Baca !!! Mengatur Asupan Gizi Anak</a> - Berbeda dengan orang dewasa, anak memerlukan nutrisi dan kalori tambahan sebagai ‘bahan bakar’ untuk tumbuh kembang. Meski begitu, tetap saja kalori yang masuk dan kalori yang keluar harus seimbang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ada beberapa masalah gizi yang mungkin timbul pada anak usia 1-5 tahun atau balita, empat masalah yang sering timbul di antaranya adalah :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Penolakan terhadap makan, sulit makan, hanya sedikit makanan yang dimakan atau pilih-pilih makanan.Kebiasaan makan camilan di antara waktu makan utama dapat mengurangi nafsu makan pada waktu makan</li>
<li>Tingginya konsumsi jus buah atau minuman ringan</li>
<li>Tingginya konsumsi camilan/kudapan- kue, biskuit, keripik, kudapan manis dan permen</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Solusi atau anjuran yang dapat dilakukan adalah :</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Orang tua harus memberi contoh dengan mengajak makan bersama keluarga. Memperkenalkan makanan secara bertahap, terus mencoba makanan yang baru dan tetap tenang bila anak menolak makan. Tawarkan makanan dilain waktu. Membentuk kebiasaan makan sejak dini adalah yang berbaik dengan memberi contoh dan pujian yang wajar. Bentuk suasana yang nyaman ketika makan.</li>
<li>Perhatikan ukuran makanan disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih tumbuh (potongan kecil atau finger food), porsi kecil tapi sering</li>
<li>Pemilihan bahan makanan: pilih sayuran yang muda, buah yang matang, masak daging dan ayam hingga empuk.</li>
<li>Snack atau makanan camilan: pilih yang bergizi: susu, potongan buah, puding susu, sereal, yoghurt, roti panggang. Pemberian snack tidak dekat dengan waktu pemberian makanan utama karena akan mengurangi nafsu makan.</li>
<li>Agar anak tidak lekas bosan, ibu sebaiknya menyusun menu 10 hari yang bervariasi- silahkan melihat kumpulan resep di buku resep atau majalah/tabloid</li>
<li>Cukup aktivitas fisik: bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda tiga. Aktivitas fisik yang cukup meningkatkan nafsu makan anak.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Pastikan anak cukup makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Dalam pemberian makan setiap hari perhatikan 3 J yaitu <i>jenis, jumlah dan jadwal makan</i>. </div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Jenis: dalam sehari makanlah bervariasi makanan dari berbagai kelompok makanan </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
makanan pokok : sebagai sumber tenaga dan mengenyangkan</div>
<div style="text-align: justify;">
lauk pauk dari hewani dan nabati sebagai zat pembangun, antibodi atau kekebalan tubuh</div>
<div style="text-align: justify;">
sayur dan buah sebagai zat pengatur dan pelindung, kaya vitamin, mineral dan serat</div>
<div style="text-align: justify;">
susu kaya protein dan kalsium untuk pertumbuahn tulang dan gigi.</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Jumlah: sesuai kebutuhan anak </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Contoh jumlah zat gizi dan porsi makan sesuai dengan kebutuhan anak: <br />
Kebutuhan
Energi anak berbeda-beda, penuhi kebutuhan gizi anak sesuai usianya
agar pertumbuhannya optimal. Anak usia 1-3 tahun membutuhkan energi
1.000 kkal sedangkan usia 4-6 tahun kebutuhan energinya adalah 1.550
kkal.</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Jadwal makan, Buat jadual makan anak 3 kali makan utama dan 2 kali-3 kali makan snack. Beri kesempatan anak merasa lapar.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Contoh jadwal makan dan menu:<br />
Jam 07.00 : Makan Pagi : Nasi goreng dan omelet telur<br />
Jam 10.00 : Snack pagi : susu 1 gelas<br />
Jam 12.00: makan siang : Nasi+sup sayuran+ayam kecap<br />
Jam 15.00: snack sore: buah potong dan puding<br />
Jam 18.00: makan malam: nasi soto daging <br />
Jam 20.00 : Snack malam: susu 1 gelas<br />
<br />
Selain itu perhatikan juga pola minumnya, anak harus banyak-banyak minum agar bisa melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Apalagi, jika udara sedang panas-panasnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Minum air is a must. Anak yang masih kecil gampang sekali dehidrasi alias kekurangan cairan tubuh, sebab ia terlalu ‘sibuk’ beraktivitas (bermain). Saking asyiknya, ia sering lupa atau malas minum. Begitu sadar, ternyata sudah terlambat. Ia sudah keburu dehidrasi. Makanya, ajarkan anak untuk sering-sering minum. Catatan: Kekurangan cairan bisa membuat si kecil kelelahan atau pusing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Pilih-pilih air minum. Air memainkan peran vital dalam tubuh. Di antaranya adalah membantu tubuh menjalankan fungsinya dengan baik. Makanya, air putih harus selalu jadi pilihan utama ketika si kecil haus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Siapkan alternatif lain. Kekurangan cairan dalam tubuh si kecil bisa pula diatasi dengan memberinya buah yang banyak mengandung air (misalnya semangka), sup, dan sebagainya. Catatan: Batasi konsumsi minuman manis yang berlebihan, sebab ini merupakan penyebab utama kegemukan pada anak. Hindari pula memberinya minuman bersoda yang mengandung kafein, karena kafein akan membuat anak sering-sering pipis dan kehilangan cairan tubuh (padahal ia perlu cairan untuk tubuhnya). <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-71418316706997821762016-02-01T06:26:00.001+07:002016-03-15T19:34:09.107+07:00Roseola Infantum: Penyakit Anak ini Tak Seindah Namanya<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="www.cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVlMuC7hH3xtkBKZbBiEaqri5_MKIxyffFFft2nCVaeeJgwgF8VpEPZkuhQkRl-UAkinvByK4WdYEs9VTziDte46T4of8Mnaj5ypub9Nxgr3mW2LOhAQtXPPaQyHib6tDxTx315-divLQ/s200/rose.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/roseola-infantum-penyakit-anak-ini-tak.html" target="_blank">Roseola Infantum: Penyakit Anak ini Tak Seindah Namanya</a> - Roseola atau yang juga disebut
sebagai viral exanthema atau exanthema subitum merupakan penyakit dengan
gambaran klinis munculnya ruam-ruam pada kulit akibat infeksi virus, dinamakan
roseola karena bercak-bercak kemerahan di kulit seperti bunga mawar. Belakangan
ini penyakit ini sedang mewabah di antara anak-anak. Roseola umumnya menyerang
anak usia 2-6 tahun, tetapi juga dapat menyerang anak yang lebih kecil atau
lebih besar.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala Roseola antara lain, demam
tinggi (biasanya 39,5°C atau lebih) dan gejala ISPA ringan (batuk pilek ringan)
selama 5 – 7 hari, nyeri tenggorokan, lemah, lesu, pegal-pegal pada badan dan
ekstremitas, dan tidak mau makan selama 3-5 hari lalu disusul dengan munculnya
ruam-ruam pada dada, muka lalu menjalar ke seluruh tubuh. Pada saat ruam mulai
muncul suhu tubuh anak mulai turun. Orang tua sering kali menemukan anak sudah
tidak demam lagi baru disusul dengan munculnya ruam-ruam yang meluas ke seluruh
tubuh. Ruam akan bertahan selama kurang lebih 3-5 hari lalu kemudian
berangsur-angsur hilang kembali. Setelah ruam hilang kulit akan kembali normal
tanpa adanya bekas kehitaman (hiperpigmentasi). Ruam yang muncul dapat
menyebabkan rasa gatal ataupun tanpa keluhan. yang disusul munculnya ruam merah
muda di tubuh yang meluas ke seluruh tubuh (leher, muka, lengan, dan tungkai)
setelah demam mereda.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Penyebabnya adalah ulah virus.
Virus herpes tipe 6 (HHV-6) dan 7 (HHV-7) adalah biang keladi penyakit ini.
Lebih dari 75% roseola infantum di Indonesia disebabkan virus herpes tipe 6
(HHV-6). Penularan penyakit ini biasanya akibat terkena percikan ludah
penderita. Misalnya, tertular dari anak lainnya ketika Anda membawa anak
periksa kesehatan rutin atau imunisasi di dokter. Anak yang mungkin menularkan
penyakit ini belum tentu menunjukkan gejala. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Karena bentuknya yang sangat
mirip, kita perlu membedakan roseola dengan campak (Morbili) dan campak jerman
(Rubella). Campak adalah inveksi virus pada anak yang disebabkan virus Morbili.
Anak yang terinfeksi campak dimulai dengan demam yang disertai batuk, pilek,
mata berair, sangat lemas selama 3-5 hari (masa prodromal). Setelah pasa
prodromal, muncul bercak kemerahan yang dapat teraba dimulai dari belakang
telinga dan menjalar keseluruh tubuh serta ekstremitas. Yang khas dari campak
adalah saat bercak muncul demam naik semakin tinggi dan sebelum ruam
menghilang, ruam akan berubah warna menjadi kehitaman, dan baru setelahnya akan
kembali ke kulit normal.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Campak jerman (Rubella) memiliki
gambaran klinis yang lebih mirip lagi dengan roseola. Perbedaannya adalah jenis
virus yang menginfeksi adalah virus rubella atau lebih dikenal sebagai campak
jerman. Gambaran klinis anak yang terkena Rubella adalah juga hampir sama
tetapi infeksi virus Rubella menimbulkan kelenjar getah bening belakang kepala
lebih banyak teraba.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Cara mengatasi penyakit roseola
adalah sebagai berikut:</b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Turunkan demamnya. Beri obat
penurun demam yang aman untuk anak, seperti asetominofen dan ibuprofen, baik
dalam bentuk obat tetes atau sirup. Jangan gunakan aspirin, sebab bila bereaksi
dengan virus dapat memicu timbulnya sindroma Reye (menyebabkan pembengkakan
hati dan otak).</li>
<li>Kompres si kecil. Gunakan handuk
atau lap bersih yang dibasahi air hangat. Tidak disarankan mengompres dengan es
batu, air dingin, atau alkohol. Juga, jangan memandikan si kecil dengan air
dingin.</li>
<li>Beri banyak cairan, untuk
mencegah dehidrasi akibat demam tinggi dan berkeringat. Cairan yang diberikan
bisa berupa ASI, air putih, larutan gula garam, cairan elektrolit (oralit) atau
kaldu.</li>
<li>Bawa ke dokter atau rumah sakit,
bila si kecil kejang, kesadarannya menurun, sesak napas, atau tidak mau makan
dan minum.</li>
<li>Masa inkubasi penyakit ini
rata-rata 5–15 hari, dan umumnya akan sembuh dalam waktu sekitar 1 minggu.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Roseola tidak akan mengakibatkan
efek secara langsung yang fatal. Umumnya anak yang terkena roseola dirawat
karena tidak mau makan sehingga menimbulkan kekurangan cairan, atau panas
tinggi yang dapat mencetuskan kejang demam. Orang tua perlu memperhatikan
dengan seksama karena bila ternyata anak menderita campak atau ruam akibat
penyakit lain maka penanganannya harus lebih tepat sesuai diagnosis. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-86611989119775959042016-01-30T14:14:00.000+07:002016-02-27T21:16:20.958+07:00Waluh: 5 Manfaat Dahsyat untuk Bayi<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="www.cintai-anak.blogspot.co.id" border="0" height="169" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKypYWX9P7k5wyxKi0MjQ43BrTnSgevzbSdPUKIXpeuhylJvzujh_eK1z2c3sKoGm_bxMLvAE0zEiEI_wXHCLGyVydsu_K77HX1ot1zKKe2khL0tVlcGCRM-7KBk7nWNSbh88eZt44vr0/s200/labu.jpg" width="200" /></a>Kebanyakan anda pasti sudah
mengenal labu kuning. Pasalnya makanan ini kerap menjadi campuran es buah
ketika anda menyantapnya saat berbuka puasa. Labu kuning yang biasa dikenal
dengan sebutan waluh ini memang memiliki rasa yang unik. Ia kuat dengan rasa khasnya,
namun tetap tidak mati ketika dicampurkan ke segala jenis minuman. Anda bisa
menyantapnya bersama es buah, kolak waluh, maupun roti dan aneka getuk waluh.
Tentu lezat bukan?</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Labu kuning atau waluh adalah
buah dari tanaman yang tumbuhnya merambat, dan bisa berbuah kapan saja tak
mengenal musim. Dengan demikian, kita tidak terlalu sulit untuk mendapatkan
buah sayur ini dipasar tardisional maupun supermarket dengan harga yang
terjangkau. Kalau mau jenis yang impor juga boleh, namun pada umumnya rata-rata
kandungan gizinya sama. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Labu kuning yang berwarna oranye
ini sangat kaya akan kandungan gizi alami yang sangat dibutuhkan oleh kesehatan
kita. Kandungan nutrisi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terbanyak waluh
adalah beta karoten, vitamin A, serat, vitamin C, vitamin K, dan Niacin atau
vitamin B3. Untuk mineral, buah sayur ini menyediakan kalium, zat besi, fosor,
magnesium, dan kalsium. Sementara itu buah waluh sangat rendah lemak dan
kolesterol, namun tinggi serat. Beta karoten adalah bentuk nutrisi yang akan
dikonversi menjadi vitamin A dalam tubuh, dan sangat bermanfaat terutama untuk
meningkatkan kesehatan penglihatan kita. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selain itu juga ada karbohidrat,
membuat kita merasa ‘penuh’ setelah makan kolak waluh atau labu kuning. Untuk
itulah jika saat berbuka puasa anda merasa kenyang setelah makan kolak, lalu
menunda makan nasi. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pada bayi setelah berumur 6 bulan
sudah membutuhkan makanan padat selain minum susu atau ASI. Mengingat akan
kandungan gizinya yang sangat lengkap dan tinggi, labu kuning kini sudah banyak
dipercaya oleh banyak ibu-ibu untuk dijadikan MPASI terbaik. Selain harganya
yang murah dan mudah didapat serta memiliki rasa yang lezat, balita yang
diberikan akan menuai banyak manfaat dari mengkonsumsi labu kuning. Juga,
Ibu-ibu juga tak perlu repot-repot untuk memperoleh dan mengolah labu kuning
menjadi makanan yang disukai oleh balitanya. Labu kuning bisa dibuat berbagai
bentuk cake dan kue-kue basah lainnya yang disukai oleh anak-anak. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Manfaat Waluh untuk bayi</b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Memberikan nutrisi penting </b>:
Vitamin dan mineral yang ditemukan dalam labu secara ideal sangat cocok untuk
perkembangan balita, yaitu kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium,
vitamin C, vitamin A, folat, riboflavin, vitamin E dan vitamin K. Kalsium dan
magnesium membantu membangun tulang kuat, zat<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>besi untuk memproduksi hemoglobin atau sel darah merah, fosfor untuk
fungsi pencernaan, fungsi otak, pembentukan protein, keseimbangan hormon,
dll.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Vitamin C adalah unsur gizi penting
untuk sistem kekebalan yang kuat, sementara vitamin A adalah untuk penglihatan
mata yang lebih baik .</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Membantu membangun sistem
kekebalan tubuh yang kuat</b>: Selain sebagai sumber vitamin C , labu juga
mengandung beberapa biokimia yang penting untuk memperkuat sistem kekebalan
tubuh. Studi telah menunjukkan bahwa labu kuning juga mempromosikan proliferasi
limfosit limpa dan menghacurkan aktivitas sel terinfeksi dan kanker .</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Sifat obat cacing</b> :Balita lebih
rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi mikroba tetapi dari organisme
makroskopis dan cacing. Labu memiliki sifat obat cacing yang baik, yang tidak
hanya bersifat menyembuhkan tetapi juga pencegahan bila dikonsumsi secara
teratur.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Sumber antioksidan</b> : Tidak hanya
mengandung vitamin, mineral dan beberapa kandungan biokimia, tetapi waluh juga
mengandung antioksidan. Antioksidan adalah biokimia yang berguna untuk
mengurangi efek oksidatif pada berbagai organ dan membantu melindunginya.
Antioksidan ini tidak hanya penting bagi orang dewasa, balita juga sangat
membutuhkannya.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Sifat antimikroba </b>: Labu telah
dikatakan diatas memiliki sifat antimikroba. Serangan mikroba pada bayi dan
anak-anak lebih tinggi dibandingkan pada orang dewasa. Sistem kekebalan tubuh
pada balita atau anak-anak relatif lebih lemah daripada orang dewasa. Dengan
demikian, makanan yang bisa memberikan sifat anti mikroba bisa sangat baik bagi
balita</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Mohon diperhatikan kelebihan
makan-makanan yang mengandung tinggi betakaroten seperti waluh dan wortel pada
balita bisa menyebabkan kulit mereka menjadi kuning. Hal ini karena sistem
pencernaan balita masih belum begitu baik untuk mencerna betakaroten. Walaupun
warna kuning ini akan menghilang jika konsumsinya dihentikan, sebaiknya tidak
memberikan waluh kepada anak secara berlebihan. Tanyakan kepada dokter jika ada
kondisi tertentu pada balita Anda.</div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-89964158241919497872016-01-28T21:14:00.002+07:002016-03-14T20:28:46.980+07:00Gangguan Pertumbuhan Anak dan Cara Mengatasinya<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak..blogspot.com/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="www.cintai-anak..blogspot.com" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaZjnu9HRsL4Yor2UzVUGUbb-cMH2HcKYpjORHLkjuiS7I0vGhoDX8q9u2esSZCpKG02Fps-bERx1hSvSifoF0pCyvWxF57AgWN9fDMYxcFQEW9phl1Ewbs5Axa59NqY3ORL9gyFAWDGI/s200/images+%25281%2529.jpg" width="149" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/gangguan-pertumbuhan-anak-dan-cara.html" target="_blank">Gangguan Pertumbuhan Anak dan Cara Mengatasinya</a> - Pertumbuhan adalah bagian terpenting dari perkembangan anak. Ketika
seorang anak mendapatkan nutrisi yang tepat/ memadai, jika ada
ketidakseimbangan hormon, maka akan terjadi gangguan pada tumbuh kembang anak.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
DR.dr. Eddy Fadlyana, Sp.A(K)., mengatakan bahwa dewasa ini,
perkembangan teknologi dapat menimbulkan gangguan perkembangan pada Sang Buah
Hati. "Gangguan perkembangan pada anak disebabkan oleh beberapa faktor,
misalnya ibu yang bekerja atau terlalu sibuk berkegiatan. Ia meninggalkan
anaknya dan lebih fokus pada pekerjaannya. Atau, anak terlalu dibiarkan bermain
gadget sedangkan kita juga sibuk dengan ponsel kita masing-masing. Sebagai
orangtua, kita harus memperhatikan hal ini dengan cermat," ujarnya saat berbincang
dengan Fimela Family.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Ada banyak sekali jenis gangguan tumbuh kembang pada anak, mulai dari
yang paling ringan hingga yang sangat kompleks. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa gangguan tumbuh kembang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pada
anak beserta cara mengatasinya :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<b>
</b><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Speech Delay (Keterlambatan Kemampuan Bicara)</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Speech Delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan berbicara pada
anak, yang diharapkan bisa dicapai pada usianya. Dengan kata lain, perkembangan
anak (dalam hal bicara) tertinggal beberapa bulan dari teman-teman seusianya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Penyebab :</div>
<ul>
<li>Anak-anak yang dicurigai mengalami speech delay seringkali juga
mengalami masalah pendengaran.</li>
<li>Adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum dicapainya
tingkat kematangan seperti kematangan organ-organ bicara.</li>
<li>Kurang stimulasi atau kurang terpapar dalam lingkungan sosial.</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Cara Mengatasi :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Berikut ini beberapa cara mengatasi anak yang mengalami speech delay
atau keterlambatan dalam kemampuan berbicara :</div>
<ul>
<li>Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk atau
memberi nama benda-benda yang ia kenal.</li>
<li>Gunakan bahasa yang<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sederhana
ketika berbicara pada anak.</li>
<li>Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak
mengatakan “Atit” saat mengutarakan rasa sakit, orang tua segera membenarkanya
dengan mengucapkan “Oh, sakit ya”. Usahakan untuk selalu mengulang kata-kata
yang diucapkan anak pada kita.</li>
<li>Berikan pujian pada anak ketika anak berbicara benar.</li>
<li>Jangan abaikan anak dan selalu berikan respon terhadap apa yang
dikatakan anak.</li>
<li>Jangan memaksa anak untuk berbicara karena hal ini hanya akan membuat
anak menjadi semakin tertekan.</li>
<li>Berkonsultasi kepada tenaga ahli seperti dokter anak atau ahli tumbuh
kembang anak</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Keterlambatan Kemampuan Berjalan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Rentang kemampuan anak bisa berjalan tanpa bantuan berada dalam usia 8
bulan sampai dengan 18 bulan. Bila anak berumur lebih dari 18 bulan belum bisa
berjalan, baru dikategorikan ‘delay’ atau terlambat, sehingga diperlukan
intervensi. Jadi, anak usia 15 bulan yang belum bisa berjalan, dinyatakan
“belum siap”, bukan dianggap terlambat, karena rentang toleransinya cukup
panjang. Namun jangan menganggap remeh dengan kondisi tersebut. Lebih baik Anda
melakukan deteksi awal mengenai “keterlambatan” tersebut supaya bisa
diantisipasi dan dicari jalan keluarnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Penyebab :</div>
<ul>
<li>Kondisi kesehatan anak yang kurang mendukung. Keterlambatan anak mulai
berjalan bisa disebabkan oleh gangguan neurologis, gizi buruk, maupun penyakit
seperti : riwayat kekurangan oksigen saat lahir, penyakit-penyakit perinatal
yang berat (sepsis, kerinikterus, meningitis), bayi lahir dengan berat sangat
rendah, bayi prematur, cerebal palsy, pasca kejang lama, penyakit jantung
bawaan, dan lain sebagainya.</li>
<li>Faktor keturunan. Beberapa kasus menunjukkan orangtua yang mempunyai
riwayat terlambat berjalan akan menurun kepada anaknya.</li>
<li>Bentuk dan berat badan anak. Anak dengan kaki yang pendek biasanya
lebih cepat berjalan daripada yang berkaki panjang. Semakin panjang kaki anak,
biasanya jadi lebih sulit menyeimbangkan badan.</li>
<li>Pengalaman buruk waktu belajar berjalan. Kecelakaan yang mungkin
terjadi saat belajar berjalan seperti tersandung hingga membentur meja bahkan
berdarah, bisa mengakibatkan anak trauma dan malas berlatih lagi. Terlebih lagi
jika ditambah dengan respon orangtua yang terlalu mengkhawatirkannya.</li>
<li>Bayi yang tidak dikelilingi anak-anak lain. Hal ini biasanya
mengakibatkan anak jadi lebih lambat berjalan karena tidak ada yang memberinya
contoh<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(meski tidak selalu).</li>
<li>Orangtua maupun lingkungan yang overprotective. Rasa sayang yang
berlebihan dengan melarang anak untuk melakukan kegiatan yang “menantang”
karena khawatir jatuh atau terpeleset, membuat anak kehilangan kepercayaan diri
untuk mulai berjalan. Kebiasaan terlalu sering digendong dan pemakaian baby
walker yang berlebihan juga dapat membuat anak malas belajar jalan.</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Cara Mengatasi :</div>
<ul>
<li>Menatih dengan penuh kesabaran. Masa menatih (titah, bahasa Jawa)
merupakan masa yang membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra. Karena tangan kita
harus mendampingi kemanapun si kecil bergerak. Pada awalnya kita menggunakan
dua tangan untuk menatih, namun dengan bertahap kita lepas satu tangan, hingga
akhirnya kita lepas dia berjalan tanpa bantuan kita.</li>
<li>Gunakan berbagai alat sebagai bantuan. Kursi plastik yang kokoh, meja
kecil yang ringan, maupun galon air mineral yang tidak terisi penuh bisa
menjadi alat yang menarik untuk didorong-dorong anak.</li>
<li>Pastikan lingkungan di sekitar anak cukup aman. Hal ini bertujuan
untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Seperti menyingkirkan benda-benda
yang mudah diraih dan mudah pecah.</li>
<li>Lakukan dengan kegembiraan. Ambillah jarak dari si kecil dengan
memegang mainan atau benda yang menarik perhatiannya. Mintalah anak untuk
mengambilnya dan berikan pelukan hangat saat dia berhasil menjangkaunya.
Perlebar jarak untuk meningkatkan kemampuannya.</li>
<li>Hindari baby walker. Faktor praktis dan bisa ditinggal mengerjakan hal
lain seringkali membuat orangtua berlebihan dalam memanfaatkan baby walker.
Padahal, hal seperti itu bisa menyebabkan anak jadi malas berjalan ketika
dilepas tanpa baby walker. Penggunaan baby walker tetap harus dengan pengawasan
karena terbukti pada beberapa kasus dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
seperti tergelincir di tangga, kamar mandi, maupun kolam renang.</li>
<li>Terus berikan semangat pada anak. Belajar berjalan merupakan kombinasi
dari latihan kemandirian, kepercayaan diri, pantang menyerah, dan kesabaran.</li>
<li>Konsultasikan dengan dokter ahli jika anak tidak juga menunjukkan
kemajuan dalam kemampuan berjalan meskipun sudah dilakukan stimulasi yang
memadai.</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Autisme</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Istilah autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri
dan “isme” yang berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu
paham tertarik pada dunianya sendiri. Autisme merupakan gangguan perkembangan
yang kompleks yang umumnya muncul sebelum usia tiga tahun sebagai hasil dari
gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi normal otak. Gangguan ini
mempengaruhi perkembangan dalam area interaksi sosial dan keterampilan
komunikasi.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Anak penyandang autis umumnya menunjukan kesulitan dalam komunikasi
verbal dan nonverbal, interaksi sosial, dan kegiatan bersosialisasi (misalnya
bermain bersama). Mereka juga menunjukan pola-pola tingkah laku yang terbatas,
berupa pengulangan dan stereotip (meniru). Seorang penderita autis mempunyai
beberapa kesulitan yaitu dalam hal makna, komunikasi, interaksi sosial, dan
masalah imajinasi. Hal ini menyebabkan penderita autis menemui banyak kesulitan
dalam kehidupannya sehari-hari.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Anak
autis bisa sangat tertarik pada sesuatu dan kemudian asyik sendiri pada
dunianya. Akibatnya, anak autis cenderung menarik diri dari lingkungan
sekitarnya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Penyebab :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Tidak ada satu penyebab tunggal dari autis dan masih belum diketahui
penyebab pastinya. Ada banyak teori yang terus berkembang dan diteliti oleh
para ahli.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Saat ini, para ahli menyimpulkan sebabnya, antara lain :</div>
<ul>
<li>Permasalahan pada awal perkembangan seorang anak. Anak penyandang
autis mengalami masalah kesehatan yang lebih banyak selama masa kehamilan, pada
saat dilahirkan, dan segera setelah dilahirkan, daripada anak yang bukan
penyandang autis.</li>
<li>Pengaruh genetik. Adanya gangguan gen dan kromosom yang ditemukan pada
studi terhadap keluarga dengan anak kembar menunjukan peran yang besar dari
faktor genetik sebagai penyebab dari autis.</li>
<li>Abnormalitas otak. Meskipun tidak diketahui tanda-tanda biologis untuk
autis, penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ahli menunjukan bahwa gambaran
otak anak penyandang autis berbeda dengan gambaran otak anak normal.</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Cara Mengenali Gejala :</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui gejala autis,
salah satunya dengan metode yang dinamakan M-CHAT (Modified Checklist for
Autism in Toddlers).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Orang tua harus
mengamati 6 pertanyaan penting berikut :</div>
<ul>
<li>Apakah anak Anda tertarik pada anak-anak lain?</li>
<li>Apakah anak Anda dapat menunjuk untuk memberitahu ketertarikannya
pada<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sesuatu?</li>
<li>Apakah anak Anda pernah membawa suatu benda untuk diperlihatkan pada
orangtua?</li>
<li>Apakah anak Anda dapat meniru tingkah laku anda?</li>
<li>Apakah anak Anda berespon bila dipanggil namanya?</li>
<li>Bila Anda menunjuk mainan dari jarak jauh, apakah anak anda akan
melihat ke arah mainan tersebut?</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka sebaiknya
berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan
mendalami bidang autisme. Karakteristik dari penyandang autis banyak sekali
ragamnya (sepektrumnya sangat luas) sehingga cara diagnosa yang paling ideal
adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis,
ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan
ahli profesional lainnya dibidang autis. Diagnosis yang paling baik adalah
dengan cara seksama mengamati perilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah
laku dan tingkat perkembangannya. Orang tua harus peka dengan perkembangan anak
sejak lahir, dan melaporkan kepada dokter untuk setiap keterlambatan dan
gangguan dalam perkembangan perilakuknya.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Cara Mengatasi :</div>
<ul>
<li>Modifikasi perilaku dengan bantuan tenaga profesional. Misalnya dengan
pendekatan ABA (Applied Behavioral Analysis) untuk menguasai keterampilan yang
diperlukan dalam lingkungan, terapi integrasi sensori untuk menghadapi
stimulasi sensori, dan metode pendekatan yang hangat dan akrab untuk membangun
hubungan dengan anak sebagai individu dan untuk membantu memperbaiki proses
perkembangan anak melalui bahasa tubuh, kata-kata, serta media bermain</li>
<li>Sarana pendukung dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan orang tua
diluar waktu-waktu terapi. Contohnya seperti :</li>
<li>Pendukung visual agar anak lebih mudah berkomunikasi, mengutarakan
keinginan, dan membantu anak memahami kehidupan. Selain itu, dengan menunjukkan
objek secara nyata pada anak juga dapat membantu anak mengembangkan pemahaman
tentang waktu dan pentingnya menghargai lingkungan.</li>
<li>Berenang, berkuda, naik sepeda, sepatu roda, atau naik turun tangga.
Kegiatan-kegiatan tersebut sejalan dengan prinsip terapi integrasi sensori.</li>
<li>Berinteraksi dengan anak dalam situasi bermain yang melibatkan
sentuhan dan kontak mata yang memadai.</li>
<li>Terapi wicara (dibantu dokter dan terapis)</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Demikianlah penjelasan tentang beberapa gangguan tumbuh kembang pada
anak-anak. Hendaknya kita senantiasa bersyukur dengan nikmat berupa anak yang
telah Allah karuniakan. Jangan berkecil hati ketika anak kita memiliki
kekurangan, karena yang mereka harapkan adalah kita bisa menerima mereka apa
adanya. Dukung terus usaha mereka untuk bisa mengatasi kekurangannya, karena
salah satu kewajiban kita adalah mendidik mereka meski dalam keterbatasan yang
mereka miliki. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kesabaran pada diri kita
dalam mengasuh dan mendidik anak. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-17848369400524279592016-01-28T09:42:00.002+07:002016-03-14T20:21:26.665+07:00Atasi Anak Manja Dengan 10 Cara Ini<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cinta-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="131" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiltJE3vxQb522pUzrWE1nOFDPjMLZkH5PCJ95PDLwC87ulXq17NDI20dj8Nlmt-_hudW3e-Lb-X2pryxrmvgNzLkVvyFcuvMyoTjOYGe92lLgLF7CXwZQ_9nLSvoV6e3rG6m9LA36LEHU/s200/5.Jangan-Mengajari-Anak-Menjadi-Manja2.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/atasi-anak-manja-dengan-10-cara-ini.html" target="_blank">Atasi Anak Manja Dengan 10 Cara Ini</a> - Sifat manja atau ingin
diperhatikan normal pada si buah hati. Mereka belum bisa mandiri sehingga
tingkat ketergantunganya pada ayah bunda sangat tinggi. Perhatian, waktu, dan
kasih sayang dari orang tua membuat si kecil merasa aman dan dicintai. Namun
ahli perkembangan anak sepakat jika si buah hati terlalu dimanja, tanpa dididik
untuk disiplin dan mengendalikan keinginanya, maka dapat menimbulkan sifat
tidak mandiri, manja, dan tidak mau mengalah.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Apakah anda memiliki ratu atau
raja kecil di rumah yang merasa layak mendapatkan kemewahan dan hak istimewa?
Apakah dia hanya memikirkan diri sendiri? Anak manja biasanya tidak bisa
menerima penolakan, menuntut agar keinginannya segera dipenuhi, ingin selalu
senang, tidak pernah puas, dan hanya memikirkan diri sendiri. Cara paling
efektif untuk menghentikan sifat egois dan manja adalah berhenti menuruti
setiap rengekan mereka, dan menunjukkan cara menghargai perasaan dan kebutuhan
orang lain. Memang, untuk mengatasi sifat anak yang semacam ini dibutuhkan
kesabaran, energi, ketabahan, dan konsistensi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Anak yang manja biasanya akan
sangat tergantung dari objek lekatnya. Anak manja biasanya ketika menjelang
usia satu tahun kemanjaan tersebut mulai muncul, usia puncak manja pun muncul
pada fase usia TK, saat anak dituntut untuk dapat bersikap mandiri dan
disiplin, di usia TK anak mulai dipisahkan dari objek lekatnya untuk beberapa
saat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Adapun penyebab anak menjadi
manja dikarenakan:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Anda memanjakan anak karena
merasa bersalah akan suatu hal, misalnya Anda tidak menghabiskan cukup banyak
waktu bersama mereka, dsb.</li>
<li>Anda ingin anak Anda memiliki
masa kecil yang “lebih baik” dibanding masa kecil Anda.</li>
<li>Anda hidup dalam lingkungan yang
kompetitif, sehingga Anda merasa bahwa anak harus mendapatkan yang “lebih baik”
daripada teman-teman di lingkungannya.</li>
<li>Anda atau orang lain dalam
keluarga Anda tanpa sengaja memberikan contoh sikap egois dan manja sehingga
anak menirunya.</li>
<li>Anak Anda merasa cemburu terhadap
pasangan Anda atau terhadap saudaranya, atau dia memang haus akan cinta dan
penerimaan Anda.</li>
<li>Anak Anda belum diajarkan tentang
ego dan bagaimana bertindak tanpa mengedepankan ego.</li>
<li>Anak Anda kesulitan memahami
emosi orang lain.</li>
<li>Anak Anda menderita kecemasan
atau depresi, atau masalah lain yang membuatnya sulit untuk memikirkan orang
lain.</li>
<li>Anda tidak disiplin dalam
menerapkan aturan-aturan dan batasan-batasan perilaku dalam keluarga Anda.</li>
<li>Ada pikiran, bahwa karena Anda
memiliki banyak uang, sehingga menurut anda, “Mengapa tidak membesarkan anak
dengan istimewa?”</li>
</ul>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Adapun cara mengatasi anak yang
manja secara berlebihan (manja yang sampai menganggu kemandirian anak) yaitu:</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Usahakan tidak memberikan pola
asuh yang berpusat pada sikap permisif, jika menarapkan sikap asuh yang
permisif maka dapat menciptkan anak yang manja.</li>
<li>Ketika anak menuntut segala
sesuatu yang berlebihan dan anda (orangtua) justru diatur dan dikondisikan oleh
anak maka sebaiknya anak tidak dijadikan sebagai pusat perhatian.</li>
<li>Libatkan anak pada kegiatan
social, usaha ini dilakukan agar anak dapat banyak melihat, belajar dan
berinteraksi lebih luas. Jadi tidak selamanya anak terpusat untuk menjadi pusat
pehatian.</li>
<li>Ketika anak menunjukan sikap
manjanya maka orangtua atau pendidik dapat mengalihkan perhatian anak pada hal
atau kegiatan yang disukai anak.</li>
<li>Beri kesemapatan akan untuk
bermain bersama anak-anak lain, ini untuk menimbulkan sikap pengertian dan
berbagi, sehingga anak memiliki kedewasaan dalam bersikap.</li>
<li>Orang tua selalu memberi contoh
atau teladan perilaku saling kerjasama (gotongroyong atau saling menolong
dihadapan anak)</li>
<li>Beri sentuhan fisik kasih saying
(pelukan, ciuman, belaian) pada anak untuk menenangkan sikap anak yang
memunculkan kemanjaannya.</li>
<li>Ketika akan memasukan anak
kesekolah baru atau situasi baru, maka sikap orangtua adalah bersama anak dulu
untuk beberapa saat, ajak anak bermain dahulu, hal ini untuk mengalihkan
perhatian anak sebelum berpamitan meninggalkan atau berpisah dengan anak.</li>
<li>Berilah kalimat untuk menyakinkan
anak dan menenangkan anak jika dalam situasi anak merasa sulit (manja)</li>
<li>Beri semangat dan motivasi selalu
pada anak dan beri waktu untuk anak ketika memunculkan perilaku manjanya
tersebut. Dalam hal ini orangtua butuh kesabaran dalam menghadapi ananda.</li>
</ol>
<div>
Demikianlah 10 cara mengatasi anak manja bagi orang tua yang mempunyai si buah hati yang mempunyai sifat manja. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-43669473221482440662016-01-18T23:46:00.000+07:002016-03-14T20:20:24.392+07:00Tips Menghadapi Anak yang Susah Makan Obat<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.com/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguB-FXZbnN2qFS3jreR2BfE4v33XzLLr19DBxQag5koPHuv7fBH0fMl-PYzrQ9UwQNx_LmCsHsQCkrqeRiVKT9Ha7S-lf9kjdrzkdAI8aVw7YiUKj8vp-nTh0Q9b2SLnncPAnMdjIykYc/s200/agar+anak+tidak+trauma+minum+obat.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/tips-menghadapi-anak-yang-susah-makan.html" target="_blank">Tips Menghadapi Anak yang Susah Makan Obat</a> - Dalam beberapa kasus anda sering bingung ketika anak anda mengalami
perubahan kondisi misalnya saja dengan perubahan kesehatannya, demam, flu atau
batuk. Diantara anda ada yang ragu-ragu ketika memberikan obat dalam
penanganannya. Periksakan kepada ahli medis untuk mendapatkan obat yang sesuai
dengan kondisi anak anda. Memberikan obat pada anak menjadi tantangan
tersendiri untuk anda apalagi bila anak anda sering menolak pemberian obat. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Saat si kecil sakit, biasanya orang tua terserang panik. Lebih panik
lagi, saat memberikan obat untuk si kecil. Bagaimana agar mereka mau membuka
mulut dan menelan obat yang rasanya pahit? Masalah ini terkadang menjadi
pengalaman yang membuat frustrasi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Susah sekali membujuk anak-anak minum obat, walaupun obatnya sudah
berupa sirup dan biasanya sudah diberi perasa tambahan oleh pabriknya. Anak
susah minum obat banyak alasannya. Pertama, karena rasanya tidak enak. Kedua,
aromanya juga tidak enak. Ketiga, karena anak yang sakit tidak berada dalam
kondisi mood yang baik, sehingga lebih rewel dari biasanya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Berikut ini adalah beberapa tips mudah memberikan obat pada anak :</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Pastikan anak Anda berdiri atau duduk setidaknya sudut 45 derajat saat
meminum obat hal ini mengurangi risiko tersedak.</li>
<li>Obat puyer bisa menjadi pilihan untuk bayi dan balita untuk memudahkan
anda memberikannya meskipun adanya penolakan dari mereka.</li>
<li>Anda dapat memberikan beberapa minuman atau makanan favorit setelah
meminum obat seperti apel, yoghurt, puding, selai kacang halus (untuk anak-anak
usia lebih dari 18 bulan), dan selai.</li>
<li>Mencampur obat dengan cairan seperti jus untuk membuang rasa pahit
yang tidak disukai oleh anak anda.</li>
<li>Gunakan sendok yang tersedia di kemasan obat untuk memudahkan
pemberian obat ketimbang dengan sendok makan biasa.</li>
<li>Jangan pernah membiarkan anak anda untuk mengambil obatnya sendiri
diluar pengawasan anda.</li>
<li>Jangan menghukum seorang anak yang menolak untuk minum obat.
Kebanyakan obat rasanya pahit, hal ini yang tidak disukai bayi dan balita. Oleh
karena itu setelah anak anda berhasil menghindari rasa pahit dan meminum
obatnya anda dapat memberikan pujian pada bayi dan balita anda untuk
termotivasi di waktu minum obat selanjutnya.</li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Berikut pemberian obat bisa anda sesuaikan dengan tingkat usia anak
anda :</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>1. Bayi</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Pegang bayi Anda pada sudut 45 derajat, dengan tangannya ke bawah dan
kepalanya menghadap ke atas. Anda dapat menggunakan pipet obat atau puting dari botol, teteskan obat ke
samping lidahnya. Hindari mengosongkan pipet ke dalam kantong pipinya, karena
bayi Anda pasti akan memuntahkan semuanya. Anda
juga harus menghindari menyemprotkan obat ke dalam tenggorokan bayi
Anda, karena dia mungkin tersedak. Anda dapat memberikan jus (pada bayi usia 6
bulan ke atas) setelah meminum obat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>2. Balita dan Anak-anak prasekolah</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Anak-anak pada usia 1 sampai 4 tahun adalah usia yang paling mungkin
untuk menolak minum obat. Anak-anak usia ini memiliki perasaan yang kuat
tentang apa yang mereka makan dan minum. Anda dapat mengurangi rasa tidak enak
dari beberapa obat cair dalam beberapa cara. Anda dapat menyediakan makanan
favorit anak anda kemudian gunakan minuman favoritnya untuk menghilangkan rasa
pahit. Selain itu beberapa makanan dan minuman dingin akan membantu anak anda
untuk menghindari rasa pahit yang berlebih. Anda dapat mencampurkan obat dengan
makanan seperti puding. Pastikan juga anak Anda makan semua makanan campuran
tersebut. Anda juga dapat mencairkan obat dengan menggunaka seperti jus apel,
asalkan anak Anda akan minum cairan tersebut tanpa sisa untuk bekerja dengan
optimal obat yang dicampurkannya. Jangan mencampurkan susu pada obat anak anda
karena kandungan zat di dalam susu akan mengurangi penyerapan antibiotik
sehingga menggangu penyerapan komponen obat tertentu. Selain itu kandungan
kalsium pada susu akan menggagu efek obat sehingga biasakan untuk menghindari
konsumsi susu selama 4 jam setelah minum obat. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-68037128869355327812016-01-17T17:26:00.002+07:002016-03-14T20:19:17.608+07:00Mengenal Penyakit Endokrin Pada Anak<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc73W7jH9ed-vD2D3rHEz2M1R9-nzR09lnHvrEAAwMJytXMHEJp7-O_ZsaEcyh-xcO1rk5RDZP4uo3efAErmu84ufXvppy07fa1a2iMKbh3bntqKX9jHXaFlRWYFWUUljq5BX7BpWzOeE/s200/Gangguan-Endokrin-pada-Anak.jpg" width="150" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/mengenal-penyakit-endokrin-pada-anak.html" target="_blank">Mengenal Penyakit Endokrin Pada Anak</a> - Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran
darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai
"pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam
tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi
suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti
kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastroinstestin.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai
kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan
melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon berperan
sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di
dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam
batas-batas yang tepat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Dengan demikian, sistem endokrin mengontrol semua proses yang terjadi
dalam tubuh kita, langsung dari pertumbuhan sel untuk mengendalikan perilaku
atau suasana hati. Dengan demikian, fungsi sistem endokrin utama, mengatur
fungsi jaringan, perkembangan dan pertumbuhan tubuh, metabolisme, peraturan
mood, proses reproduksi dan bahkan fungsi seksual. Kelenjar pituitari,
hipotalamus, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, kelenjar reproduksi adalah
beberapa kelenjar sistem endokrin kami. Semua kelenjar ini mengeluarkan hormon
yang berbeda yang mengatur fungsi tubuh yang berbeda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Gangguan endokrin hanyalah perubahan tingkat hormon tertentu dalam
darah. Mereka juga disebut sebagai gangguan hormonal, karena, mereka disebabkan
karena ketidakseimbangan hormon. Selama sekresi atau di bawah sekresi hormon
apapun menyebabkan gangguan endokrin. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan
bahwa hormon terlalu banyak atau terlalu sedikit dalam tubuh dapat menyebabkan
kerusakan pada tubuh. Ada beberapa penyebab gangguan endokrin, bisa menjadi
masalah autoimun, atau disfungsi dari kelenjar endokrin. Diabetes,
hipotiroidisme, hipertiroidisme, dll adalah beberapa penyakit endokrin pada
anak-anak. Sekarang, mari kita lihat rinci pada informasi tentang gangguan ini
yang terjadi pada anak-anak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Setiap kelenjar sistem endokrin melepaskan hormon tertentu ke dalam
aliran darah. Hormon-hormon ini berjalan melalui darah ke sel-sel lain dan
membantu mengendalikan atau mengkoordinasikan banyak proses dalam tubuh.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan menjadi dua kategori:</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Penyakit endokrin yang terjadi ketika kelenjar memproduksi terlalu
banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin, yang disebut ketidakseimbangan
hormon.</li>
<li><o:p> </o:p>Penyakit endokrin karena perkembangan lesi (seperti nodul atau tumor)
dalam sistem endokrin, yang mungkin atau tidak dapat mempengaruhi kadar hormon.</li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Sistem umpan balik endokrin yang membantu mengontrol keseimbangan
hormon dalam aliran darah. Jika tubuh memiliki terlalu banyak atau terlalu
sedikit hormon tertentu, sistem umpan balik akan memberikan sinyal kepada
kelenjar untuk memperbaiki masalah. Ketidakseimbangan hormon dapat terjadi jika
sistem umpan balik ini memiliki kesulitan menjaga tingkat yang tepat dari
hormon dalam aliran darah, atau jika tubuh tidak dapat membersihkan mereka dari
aliran darah dengan benar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Peningkatan atau penurunan kadar hormon endokrin dapat disebabkan
oleh:</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Masalah dengan sistem umpan balik endokrin</li>
<li>Penyakit</li>
<li>Kegagalan kelenjar untuk merangsang kelenjar lain untuk melepaskan
hormon (misalnya, masalah dengan hipotalamus dapat mengganggu produksi hormon
di kelenjar pituitari)</li>
<li>Kelainan genetik, seperti beberapa endokrin meoplasia (MEN) atau
hipotiroidisme kongenital</li>
<li>Infeksi</li>
<li>Cedera kelenjar endokrin</li>
<li>Tumor kelenjar endokrin</li>
</ul>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Kebanyakan tumor endokrin dan nodul (benjolan) bukan kanker. Mereka
biasanya tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh. Namun, tumor atau nodul pada
kelenjar dapat mengganggu produksi hormon kelenjar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Macam-macam penyakit endokrin</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Ada berbagai
jenis penyakit pada sistem endokrin. Diabetes adalah penyakit pada sistem endokrin
yang paling umum didiagnosis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Gangguan
endokrin lainnya termasuk:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Insufisiensi
adrenal</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Penyakit ini
disebabkan karena kelenjar adrenal merilis terlalu sedikit hormon kortisol dan
kadang-kadang, aldosteron. Gejala termasuk kelelahan, sakit perut, dehidrasi,
dan perubahan kulit. Penyakit Addison adalah jenis insufisiensi adrenal.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Penyakit Cushing</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Kelebihan
hormon kelenjar hipofisis menyebabkan kelenjar adrenal terlalu aktif. Kondisi
serupa disebut sindrom Cushing dapat terjadi pada manusia, terutama anak-anak,
yang mengkonsumsi obat kortikosteroid.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Gigantisme
(akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Jika
kelenjar pituitari memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak, tulang anak
dan bagian tubuh dapat tumbuh dengan cepat. Jika kadar hormon pertumbuhan
terlalu rendah, seorang anak dapat mengalami pertumbuhan yang lambat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Hipertiroidisme</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Kelenjar
tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid, yang menyebabkan penurunan
berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan gelisah. Penyebab
paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah gangguan autoimun yang
disebut penyakit Grave.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Hipotiroidisme</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Kelenjar
tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup, menyebabkan kelelahan,
sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar kurang aktif dapat menyebabkan
perkembangan melambat pada anak-anak. Beberapa jenis hipotiroidisme hadir pada
saat lahir.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Hipopituitarisme</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Rilis
kelenjar hipofisis sedikit atau tidak ada hormon. Ini mungkin disebabkan oleh
sejumlah penyakit yang berbeda. Wanita dengan kondisi ini mungkin berhenti
mendapatkan siklus menstruasi mereka.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Multiple
Neoplasia Endokrin I dan II (MEN I dan II MEN)</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Penyakit ini
disebabkan kondisi genetik yang diturunkan melalui keluarga. Mereka menyebabkan
tumor dari paratiroid, adrenal, dan kelenjar tiroid, menyebabkan kelebihan
hormon.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Sindrom
ovarium polikistik (PCOS)</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Kelebihan
androgen mengganggu perkembangan telur dan pembebasan mereka dari indung telur
perempuan. PCOS adalah penyebab utama infertilitas.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Pubertas
prekoks (dini)</b></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar memberitahu tubuh
untuk melepaskan hormon seks terlalu cepat dalam hidup. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><o:p></o:p></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-74590171912865254322016-01-14T07:02:00.000+07:002016-03-14T20:18:15.611+07:00Manfaat dahsyat ubi jalar untuk pertumbuhan anak<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGadWBwd4VNvZ2E-U_sBKhfqaJ-KK9XGosQSLlm6KdbrpuMT5hmxFm-qQkAXJDuZMrLDwlxQqsspFNEKWlobPlbnCFdHXiZfWB4P5fyYvAghEG5IhatiLxS__4Ifb4hEr9uQQQN1amAc8/s200/Manfaat-Ubi-Jalar-Untuk-Kesehatan-dan-Pertumbuhan-Anak.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/manfaat-dahsyat-ubi-jalar-untuk.html" target="_blank">Manfaat dahsyat ubi jalar untuk pertumbuhan anak</a> - Sebagai orang tua, Anda pasti
akan memberikan asupan yang kaya akan nutrisi untuk si kecil. Menyiapkan
makanan yang mencukupi kebutuhan nutrisi apalagi saat dia dalam tahap
pertumbuhan. Apabila selama ini kita berfikiran makanan yang bernutrisi tinggi
buat si kecil adalah makanan yang mahal-mahal, mulai sekarang kita harus
melupakan itu. Karena ubi jalar ternyata juga memiliki nutrisi tinggi yang juga
diperlukan dalam pertumbuhan si kecil. Oleh karenanya, kita perlu juga
memasukkan ubi jalar ke daftar menu makansehari-hari buah hati kita.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ubi jalar adalah makanan sangat
kaya akan serat. Taukah Anda, ternyata ubi jalar adalah salah satu makanan yang
paling bergizi di dunia. Mengapa seperti itu? <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Menurut sebuah artikel yang
diterbitkan oleh Komisi Sweet Potato North Carolina, dari 58 jenis sayuran yang
diteliti, ditemukan bahwa ubi jalar adalah termasuk makanan dalam daftar
terbaik. Ubi jalar adalah makanan manis yang bebas lemak, namun ia mengandung
769% dari kebutuhan harian vitamin A dan 65% vitamin C dalam satu porsi
(sekitar satu cangkir).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ubi jalar aman dikonsumsi oleh
hampir oleh semua usia, bahkan untuk bayi yang sudah diatas 6 bulan. Kandungan
serat yang tinggi dalam ubi jalar akan membantu pencernaan awal sebagai
transisi peralihan ke makanan padat. Ubi jalar sangat dikenal mengandung jumlah
tinggi beta karoten, yang merupakan antioksidan alami yang membantu
meningkatkan ketahanan tubuh dari radikal bebas dan penyakit. Ubi jalar juga
mengandung Vitamin C, Vitamin B dan fosfor dalam jumlah yang cukup tinggi,
sehingga juga ampuh untuk melawan infeksi. Bahkan makanan ini juga dimasukkan
sebagai salah satu makanan terbaik yang dianjurkan bagi ibu hamil.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Berdasarkan RDA, nutrisi
tertinggi dari ubi jalar adalah vitamin A yang mencapai 14.187 IU. Ini berarti
hampir sama dengan vitamin A dalam wortel yaitu yang berjumlah 16.706 IU
vdengan berat yang 100 gr. Ubi jalar juga mengandung tinggi magnesium, seng dan
vitamin B, sebuah kombinasi nutrisi yang telah terbukti bermanfaat membantu
penyembuhan dan mengurangi rasa sakit karena radang sendi dan pembengkakan. Ubi
jalar juga terdaftar sebagai makanan yang baik untuk mengurangi gejala sakit
secara efektif pada penderita arthritis.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah manfaat ubi
jalar untuk kesehatan buah hati Anda :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Kalori yang tinggi</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bayi tentu membutuhkan banyak
kalori untuk masa pertumbuhan dan perkembangannya. Kalori yang tinggi dapat
Anda temukan dalam ubi jalar di mana dalam satu sajian terdapat sebanyak 90
kalori.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Sumber zat besi</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Tak hanya orang dewasa, bayi dan
balita juga rentan mengalami anemia. Karenanya, Anda bisa memberikan ubi jalar
yang mengandung zat besi untuk mencegah anemia dan meningkatkan sel darah
putih. Selain itu, ubi jalar juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh si
kecil.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Kaya akan vitamin D</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sama halnya dengan vitamin C,
bayi dan balita membutuhkan asupan vitamin D untuk pertumbuhan tulang dan gigi
mereka. Parahnya, belakangan ini ditemukan banyak anak kecil yang kekurangan
asupan vitamin D. Di samping itu, vitamin D yang bisa Anda temukan dalam ubi
jalar juga dapat meningkatkan energi si kecil.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Meningkatkan sistem imun</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kandungan vitamin C dalam ubi
jalar dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh buah hati Anda. Vitamin C dalam
ubi jalar memiliki antioksidan alami yang sangat bermanfaat untuk mencegah
masuknya penyakit ke dalam tubuh. Apalagi, usia bayi yang masih sangat rentan
terhadap serangan penyakit.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Itulah beberapa manfaat dahsyat ubi jalar
untuk pertumbuhan anak. Dengan menambahkan ubi jalar dalam menu makan sehari-hari
untuk anak kita, maka kesehatan dan pertumbuhan anak kita semakin terjaga dan
terhindar dari penyakit yang dapat mengganggu masa pertumbuhannya. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><o:p></o:p></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-5771079876547802472016-01-12T22:07:00.002+07:002016-03-14T20:05:10.925+07:00Mengobati radang tenggorokan pada anak secara tradisional<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimp7XwegCheCk7uZKRjSsEJx8gExp8vFGAq2bmgpVNXnmEPK5C_IhJyxE3w50OvwYKbdEk9L0g8-x428zyhqJ7FL4I3Hu_xlQWS_nkE43Xc6I-RrWQS5PNJSud1VcPtjz16fzSolDP8YY/s320/radang+tenggorokan+anak.jpg" width="320" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/mengobati-radang-tenggorokan-pada-anak.html" target="_blank">Mengobati radang tenggorokan pada anak secara tradisional</a> - Radang tenggorokan adalah penyakit yang biasa terjadi di musim kemarau.
Cuaca panas ditambah debu yang beterbangan di sana sini bisa menyebabkan daya
tahan anak menurun dan menderita radang tenggorokan. Penyakit radang
tenggorokan merupakan suatu kondisi yang muncnul akibat dari suatu invansi
bakteri atau juga serangan virus. Namun tidak sampai membahayakan kondisi dari
nyawa si pasien. Radang tenggorokan tidak bisa dideteksi oleh pasien sendiri,
karena banyaknya faktor pemicu yang bisa mengakibatkan tenggorokan terasa
gatal-gatal dan juga mengalami kesulitan disaat hendak sedang menelan makanan,
dan hanya dokter saja yang bisa memberikan kesimpulan jika radang tenggorokan
tadi diakibatkan karena adanya serangan invasi bakteri streptokokus atau juga
bisa disebabkan karena virus biasa. Oleh sebab itulah, sebelum Anda minum obat
antibiotik yang bisa membantu mengatasi radang tenggorokan, dimana sebenarnya
tidak diperlukan jika radang tenggorokan yang penyebabnya adalah karena virus,
maka sangat dianjurkan untuk mengatasi radang tenggorokan dengan cara
mengonsumsi obat radang tenggorokan alami sebagai langkah awal untuk
penyembuhan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Radang tenggorokan dan infeksi amandel memang banyak dialami anak-anak
usia sekolah. Sekitar 85% radang tenggorokan pada anak disebabkan infeksi virus
batuk-pilek atau virus lain. Penyebab lainnya adalah alergi dan bakteri
streptokokus grup A atau bakteri lain.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Dalam melakukan pengobatan pada penyakit radang tenggorokan pada anak
tidak boleh sembarangan. Apalagi menggunakan obat antibiotik. Mengunakan
antibiotik dengan sembarangan saja saja kita mengembangbiakan bakteri, yang
pastinya nanti keganasannya tidak bisa lagi kita lawan. Oleh sebab itulah,
gunakanlah obat antiseptik yang aman bagi anak dan juga keluarga kita.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Penyakit radang tenggorokan pada anak biasanya ditandai dengan tonsil
aktai amandel dan juga radang tenggorokan, selain itu juga bisa menimbulkan
rasa nyeri dan gatal gatal, mengalami kesulitan menelan makanan, dan kadang
juga disertai dengan munculnya demam serta batuk pilek. Jika mengalami infeksi
sterptokokus, kemungkinan anak-anak akan mengalami demam rendah, hilangnya
nafsu makan, dan juga pembesaran pada kelenjar.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Penyakit radang amandel pada anak bisa menular jika disebabkan karena
virus, selain itu perpindahan virus yang bisa terjadi lewat percikan dari air
liur si penderita yang berada pada sekeliling kita. Dan bakteri bisa saja masuk
ke dalam tenggorokan lewat makanan, alat makan, dan juga lewat tangan yang
kotor.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Cara merawat radang tenggorokan pada balita adalah dengan mengajarkan
mereka banyak minum. Minuman yang hangat akan membantu memberikan rasa nyaman
ditenggorokan. Dan jika anak demam atau juga merasa kurang nyaman, maka Anda
bisa memberikan parasetamol. Dan jika hidungnya tersumbat, maka berikanlah obat
tetes hidung NaCl serta bisa menghirup uap air hangat. Pengobatan yang
dilakukan dengan pemberian obat antibiotika biasanya hanya dibutuhkan jika
penyebab radang adalah karena bakteri sterptokokus atau juga bakteri yang lain
serta tidak untuk membantu mengatasi virus.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Adapun Obat
radang tenggorokan pada ballita alami adalah :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Cuka apel</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Cuka apel
yang secara alami membantu untuk membunuh bakteri yang bisa menimbulkan masalah
radang tenggorokan. Cukup hanya dengan menambahkan 2 sendok makan cuka apel dan
juga satu sendok madu ke dalam setengah gelas air. Dan supaya obat alami radang
tenggorokan pada balita ini bisa lebih manjur, maka Anda bisa menambahkan
sedikit bubuk cayenne ke dalamnya dan aduklah obat dengan merata. Minumlah obat
ini secara alami 2 kali sehari, atau juga cukup dengan minum air yang sudah
ditambahkan dengan cuka apel saja.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Jahe</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Obat radang
tenggorkan pada balita selanjutnya adalah jahe. Anda bisa membuat jahe sebagai
minuman atau juga sebagai camilan sehat dari bahan dasar jahe, dan sesuaikan
saja dengan selera anak anda. Atau Anda bisa membuatnya menjadi ramuan herbal
dengan cara mencampurkan parutan jahe ke dalam gelas yang sudah berisi dengan
air perasan jeruk lemon serta madu murni. Dan pastikan jika anak Anda
menyukainya sehingga bisa memberikan minuman jahe dan juga makanan jahe selama
waktu yang diperlukan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Sirup bawang</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
Mungkin hal
ini terdengar agak mengeringan jika dibayangkan. Sirup bawang secara alami akan
membantu mengatasi masalah radang tenggorokan, ambillah 3 siung bawang yang
sudah dibersihkan dan juga sudah dikupas kulitnya. Setelah itu rebuslah dengan
air selama kurang lebih beberapa menit sampai bawang berubah menjadi bubur. Dan
kemudian campurkanlah bubur bawang tadi dengan 5 sendok makan air hangat, serta
tambahkan dengan madu murni dan air jeruk lemon, aduklah dan obat radang
tenggorokan siap untuk diminum.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b>Madu murni</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Obat radang tenggorokan pada balita yang selanjutnya adalah madu
murni. Madu murni adalah salah satu obat alami yang baik yang bekerja untuk
membantu memberikan kesehatan bagi tubuh dan salah satunya adalah untuk
mengatasi radang tenggorokan. Tetapi sayangnya banyak pihak yang masih
meragukan keamanan dari pemberian madu memberikan madu
murni pada bayi untuk membantu mengatasi masalah radang tenggorokan, ada
baiknya jika Anda melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak Anda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Demikianlah tips mengobati radang tenggorokan pada anak dengan
menggunakan resep tradisional yang bisa meminimalisir efeksamping. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><o:p></o:p></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-42203688169660154092016-01-11T15:59:00.000+07:002016-03-14T20:03:53.528+07:00Memahami indikator pertumbuhan anak<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="164" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLr9GkyfWNh6G_a24tLWOj8xCPVXOeXjOiZo9a_sSYY2s-SCqxqAvLgAJPQorb1C7rFv0ASQUuIRnaw37MO0ZQVj19TnSa_QA4deKwJtgwJHYNuUG4VDtrNBqjKpXpXdjdTQKGWgemTZ8/s400/pertumbuhan-anak.jpg" width="400" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/memahami-indikator-pertumbuhan-anak.html" target="_blank">Memahami indikator pertumbuhan anak</a> - Pertumbuhan anak pasti menjadi perhatian besar setiap orangtua. Tak
heran para orangtua begitu khawatir kalau anak terlihat kurus misalnya. Seorang
anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, karena ia mempunyai sifat
berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang sampai dewasa agar
dapat berguna bagi masyarakat. Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan
menurut norma-norma tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada
orang dewasa, misalnya mengenai makan, perawatan, bimbingan, perasaan aman,
pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat
tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan
berkembang, misalnya keperluan dan lingkungan anak pada waktu tertentu agar
anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Secara jasmani, ada beberapa parameter pertumbuhan anak:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Berat Badan</b>. Ini yang sering menjadi patokan untuk melihat
pertumbuhan anak. Kenaikan BB tidak bisa dipatok di angka tertentu karena
kenaikan berat badan anak akan berubah seiring dengan bertambahnya usia.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Tinggi Badan</b>. Selain dari berat badannya, pertumbuhan anak juga
bisa dipantau melalui pertambahan panjang atau tinggi badannya. Pengukuran yang
biasa dilakukan adalah perbandingan tinggi badan terhadap usia anak atau tinggi
badan terhadap BB anak. Sebenarnya, pertumbuhan anak dikatakan ideal bila berat
badannya proporsional dengan tinggi badannya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Indeks Massa Tubuh</b>. Parameter pertumbuhan berikutnya adalah
Body Mass Index alias Indeks Massa Tubuh. Sebenarnya, BMI merupakan parameter
untuk skrining kasar obesitas. Pengukurannya dilakukan berdasarkan perhitungan
berat badan (dalam satuan kg) dibagi tinggi badan kuadrat (dalam satuan m).
Untuk orang dewasa, BMI cukup dilihat berdasarkan angka yang dihasilkan dari
rumus tersebut. Sedangkan untuk anak, angka yang dihasilkan harus diplot dahulu
di kurva pertumbuhan anak berdasarkan BMI. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Lingkar Lengan Atas</b>. Masih ada cara pengukuran lainnya, yakni
LiLA atau Lingkar Lengan Atas. Pengukuran ini biasanya dilakukan untuk skrining
kurang gizi. Pengukuran dilakukan oleh tenaga kesehatan pada bagian tengah lengan
kiri anak karena lengan ini jarang digunakan untuk beraktivitas. Setelah
lingkar lengan atas anak diukur, barulah bisa dilihat pada tabel apakah anak
termasuk kurang atau cukup gizi.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Secara motorik dan perilaku parameter pertumbuhan anak adalah sebagai
berikut:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Umur 0 – 3 bulan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Mengangkat kepala setinggi 45 derajat</li>
<li>Menggerakan kepala dari kiri/kanan ke tengah</li>
<li>Melihat dan menatap wajah anda</li>
<li>Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh</li>
<li>Suka tertawa keras</li>
<li>Bereaksi terkejut terhadap suara keras</li>
<li>Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum</li>
<li>Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak</li>
</ul>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p> </o:p><b>Umur 3 – 6 bulan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Berbalik dari telungkup ke telentang</li>
<li>Mengangkat kepala setinggi 90 derajat</li>
<li>Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil</li>
<li>Menggenggam pensil</li>
<li>Meraih benda yang ada dalam jangkauannya</li>
<li>Memegang tangannya sendiri</li>
<li>Berusaha memperluas pandangan</li>
<li>Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil</li>
<li>Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil</li>
<li>Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik</li>
<li>Tersenyum ketika melihat mainan/gambar menarik saat bermain sendiri</li>
</ul>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p> </o:p><b>Umur 6 – 9 bulan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Duduk (sikap tripoid – sendiri)</li>
<li>Belajar berdidir, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan</li>
<li>Merangkak meraih mainan atau mendekatai seseorang</li>
<li>Memindahkan benda sari satu tangan ke tangan lainnya</li>
<li>Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang
bersamaan</li>
<li>Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup</li>
<li>Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata</li>
<li>Mencari mainan/benda yang dijatuhkan</li>
<li>Bermain tepung tangan/ciluk ba</li>
<li>Bergembira dengan melempar benda</li>
<li>Makan kue sendiri</li>
</ul>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p> </o:p><b>Umur 9 – 12 bulan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Mengangkat badannnya ke posisi sendiri</li>
<li>Belajar berdiri selama 30 detik atau berpengangan di kursi</li>
<li>Dapat berjalan dengan dituntun</li>
<li>Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan</li>
<li>Menggenggam erat pensil</li>
<li>Memasukan benda ke mulut</li>
<li>Mengulang menirukan bunyi yang didengar</li>
<li>Menyebut 2 – 3 suku kata yang sama tanpa arti</li>
<li>Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja</li>
<li>Bereaksi terhadap suara yang perlaha atau bisikan</li>
<li>Senang diajak bermain ciluk ba</li>
<li>Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum kenal</li>
</ul>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p> </o:p><b>Umur 12 – 18 bulan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Berdiri sendiri tanpa berpegangan</li>
<li>Membungkuk memungut mainan kemudian beridiri kembali</li>
<li>Berjalan mundur 5 langkah</li>
<li>Memanggil ayah dengan kata papa, memanggil ibu dengan kata mama</li>
<li>Menumpuk dua kubus</li>
<li>Memasukan kubus di kotak</li>
<li>Menunjuk apa yang diiinginkan tapa menangis/merengek. Anak bisa
mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu</li>
<li>Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing</li>
</ul>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p> </o:p><b>Umur 18 – 24 bulan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Berdri sendiri tanpa berpegangan 30 detik</li>
<li>Berjalan tanpa terhuyung-huyung</li>
<li>Bertepuk tangan, melambai-lambai</li>
<li>Menumpuk 4 buah kubus</li>
<li>Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk</li>
<li>Mengggelindinkan bola ke arah sasaran</li>
<li>Menyebut 3 – 6 kata yang mempunyai arti</li>
<li>Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga</li>
<li>Memegang cangkir sendiri, belakar makan- minum sendiri</li>
</ul>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Umur 24 – 36 bulan</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li>Jalan naik tangga sendiri</li>
<li>Dapat bermain dean menendang bola kecil</li>
<li>Mencoret-coret pensil pada kertas</li>
<li>Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata</li>
<li>Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta</li>
<li>Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama dua benda atau
lebih</li>
<li>Membantu memungut mainannya sendiri atau tampa membantu</li>
<li>Mengangkat piring jika diminta</li>
<li>Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah</li>
<li>Melepas pakaiannya sendiri</li>
</ul>
<div>
Demikianlah penjelasan tentang proses pertumbuhan anak sekaligus dengan indikator perkembangnnya, semoga kita sebagai orangtua bisa terus memeberikan pendampingan dan perhatian pada setiap tahap perkembangannya. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a></div>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-74895450072985577612016-01-10T19:57:00.002+07:002016-03-14T20:02:47.271+07:00Apa yang harus dilakukan ketika anak terserang mimisan<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<a href="http://www.sayangi-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="135" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-gXoGFmiKHt5umat-cnin4R_fmJa_yzoht6wzXvfO4tt7mRS2PAJ9YpFXaJ5Flclm1NI-nmmb4SbIFrQ_d_ajPOcwW4VJHbXxXxaDHW0ou_Fdq6FLa5KhLeJbFlBDewyRoIX0LeEWbD0/s200/mimisan.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/apa-yang-harus-dilakukan-ketika-anak.html" target="_blank">Apa yang harus dilakukan ketika anak terserang mimisan</a> - Mimisan atau epistaksin adalah pendarahan yang keluar dari lubang
hidung, pendarahan tersebut terjadi karena lepasnya mukosa yang mengandung
pembuluh darah kecil. Mimisan kerap terjadi pada balita, anak, dan orang
dewasa. Banyak yang menyebabkan kenapa mimisan tersebut bisa terjadi, salah
satunya faktor perubahan cuaca.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br />
<b>Gejala-gejala Mimisan yang perlu Diwaspadai<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Kondisi ini umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, Anda tetap perlu
berhati-hati karena mimisan mungkin saja mengindikasikan adanya
penyakit-penyakit tertentu. Mimisan yang berlangsung lebih dari 30 menit. Jika mengalaminya, Anda
sebaiknya segera ke rumah sakit.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<ul>
<li> Mimisan dengan volume darah
yang banyak.</li>
<li> Sering mimisan, misalnya
lebih dari sekali dalam seminggu.</li>
<li> Detak jantung yang tidak
beraturan.</li>
<li> Kesulitan bernapas.</li>
<li> Muntah darah karena menelan
banyak darah.</li>
<li> Mimisan yang terjadi setelah
Anda mengalami cedera.</li>
<li> Kulit berubah pucat.</li>
<li> Mimisan disertai pendarahan
dari bagian lain tubuh, misalnya gusi.</li>
</ul>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>Jenis dan Penyebab Mimisan</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Dinding dalam hidung kita penuh dengan pembuluh darah halus yang
terletak mendekati lapisan kulit sehingga mudah rusak. Berdasarkan lokasi
pendarahan yang terjadi, mimisan terbagi dalam dua jenis, yaitu anterior atau
bagian depan dan posterior atau bagian belakang.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Hampir 90 persen mimisan merupakan jenis anterior yang termasuk mudah
ditangani. Pada jenis mimisan ini, pendarahan terjadi dari bagian depan hidung.
Mimisan ini juga umumnya dialami oleh anak-anak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p> </o:p> </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Setiap orang tua akan merasakan kepanikan ketika di bagian tubuh anak
anda mengeluarkan darah, termasuk keluarnya darah di hidung anak anda
(mimisan), berikut adalah cara yang dapat dilakukan :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>1. Jangan membaringkan atau
menundukan kepala bayi</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Pada pertolongan pertama anak anda yang sedang mimisan, jangan
membaringkan atau menundukan kepala bayi karena akan membuat mimisan semakin
parah, selain itu hindari pula untuk mengangkat kepala ke atas (menengadah).</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>2. Posisi yang baik adalah
dengan posisi badan tegak</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Anda dapat membuat posisi duduk pada anak anda dengan kepala agak
sedikit maju kemudian anda dapat menggunakan jempol dan telunjuk untuk menutup
lubang hidung dengan cara memijat selama 2 sampai 5 menit, bernafaslah lewat
mulut.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>3. Menggunakan daun sirih</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Anda dapat mengambil daun sirih yang telah dicuci bersih kemudian
gulungkan seukuran lubang hidung anak anda kemudian disumpalkan pada lubang
hidung selama 15-20 menit.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<b>4. Menggunakan es batu</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Anda dapat meredakan darah yang keluar dari hidung dengan menggunakan
es bayi yang dibungkus dengan lap atau kain kemudian tempelkan diantara kening
dan hidung anak anda, es bantu akan membantu dalam mengecilkan pembuluh darah
sehingga darah akan terhenti<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
Meskipun demikian, apabila cara diatas tidak dapat menghentikan darah
dan darah anak anda mengalami kesulitan bernafas, terjadinya pendarahan di
telinga dan gusi dan juga adanya benda asing di dalam hidung sebaiknya segera
bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang akurat dilihat dari
penyebab mimisan pada anak anda. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><o:p></o:p></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-28836055061293160592016-01-09T06:43:00.001+07:002016-03-14T19:58:41.548+07:00Hati-hati penyakit Ensefalitis menyerang anak anda<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="189" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiXQnPKyVFbzCSQPj_S7cioThjayaFpz5sAyEvo3G8BovULszBU8wOVckA5Ki5emT_Lpb-VATHFChdFUiGj5M3yF-zeoqTbeYwYhef61CPjZIdNfMll1osjWH-7rBQT2YbiwBNMKPWytc/s200/7.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/hati-hati-penyakit-ensefalitis.html" target="_blank">Hati-hati penyakit Ensefalitis menyerang anak anda </a>- Ensefalitis adalah suatu
peradangan pada otak, yang biasanya disebabkan oleh virus dan dikenal sebagai
ensefalitis virus. Ensefalomielitis adalah suatu peradangan pada otak dan
medula spinalis, yang juga disebabkan oleh virus. Meningitis aseptik adalah suatu
peradangan pada meningen (selaput otak dan medula spinalis), yang biasanya
disebabkan oleh virus.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Gejala ensefalitis akut
bervariasi. Gejala awal pada orang dewasa berupa demam, nyeri kepala, mual dan
muntah, dan nyeri otot yang berlangsung selama beberapa hari. Gejala klasik
ensefalitis antara lain perubahan perilaku atau kepribadian, nyeri atau kaku leher,
nyeri kepala, silau, penurunan kesadaran, dan kejang. Pada anak, gejala berupa
demam, muntah, rewel, ubun – ubun menonjol, menangis terus – menerus dan lebih
buruk jika digendong. Gejala spesifik pada ensefalitis yang disebabkan oleh
virus Epstein – Barr, cytomegalovirus, campak dan virus mumps adalah bercak
kemerahan, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, limpa, dan
kelenjar liur.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Beberapa virus yang berbeda bisa
menginfeksi otak dan medula spinalis, termasuk virus penyebab herpes dan gondongan
(mumps). Beberapa dari infeksi ini merupakan wabah, dan yang lainnya ditularkan
melalui serangga.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Beberapa virus tidak secara
khusus menginfeksi otak dan medula spinalis, tetapi mereka menyebabkan reaksi
kekebalan yang secara tidak langsung menyebabkan peradangan di daerah tersebut.
Ensefalitis semacam ini (ensefalitis parainfeksiosa atau ensefalitis post-infeksiosa)
bisa terjadi setelah campak, cacar air atau campak Jerman. Peradangan biasanya
terjadi dalam 5-10 hari setelah penyakit karena virus dan bisa menyebabkan
kerusakan yang serius pada sistem saraf.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Perandangan otak kadang bisa
terjadi beberapa minggu, bulan atau tahun setelah infeksi virus. Contohnya
adalah panensefalitis sklerotik subakut, yang merupakan peradangan otak yang
kadang terjadi setelah campak dan biasanya menyerang anak-anak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pengobatan ensfalitis adalah
pemberian obat sesuai gejala dan sesuai penyebab. Untuk ensefalitis virus,
diberikan obat anti-virus dan kortikosteroid. Anti-virus yang diberikan adalah
asiklovir selama 14 – 21 hari, bertujuan untuk meringankan gejala, mencegah
komplikasi, dan mencegah timbulnya gejala sisa. Kortikosteroid yang diberikan
adalah deksametason, digunakan untuk mengurangi peradangan. Ensefalitis bakteri
diobati dengan pemberian antibiotik sesuai penyebab, ensefalitis parasit dan
jamur juga diobati dengan obat anti-parasit dan anti-jamur. Untuk memastikan
bahwa penyebab dari timbulnya gejala bukan karena abses otak, stroke atau
kelainan struktural (misalnya tumor, hematoma atau aneurisma), maka dilakukan
CT scan atau MRI. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-958821200009088240.post-8225593524357650312016-01-08T19:41:00.003+07:002016-03-14T19:57:18.729+07:00Cara Mengenalkan Warna Pada Anak<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.sayangi-anak.blogspot.co.id/" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="110" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf6mDjCYvbYKGzm3geEK0ziyKVEOfOYqIXmbcZ-BW6aJw1hcIULO9-RrLIjVOAyivvVvSaQ6AlkHzo86QQeGVNQQ7bBRLeXo0kf4p3zoqmOw0myH353GMuLTLNMrXTi0kZrI3YYpb0jlk/s200/warna.jpg" width="200" /></a><a href="http://cintai-anak.blogspot.com/2016/01/cara-mengenalkan-warna-pada-anak.html" target="_blank">Cara Mengenalkan Warna Pada Anak</a> - Proses belajar mengenal warna
sudah dimulai sejak masih bayi. Di usia ini, perkembangan visual anak telah
sempurna.<br />
<br />
Namun dalam pengenalannya harus bertahap. Untuk permulaan ajari anak
mengenal warna dasar.<br />
<br />
Merah dan kuning biasanya adalah warna-warna yang
dikenali anak pertama kali. Baru kemudian ia akan mengenali warna biru dan
hijau, dan selanjutnya warna-warna yang lebih muda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selaras dengan perkembangan
kemampuan bicara, biasanya pada usia 2-3 tahun anak sudah mulai bisa membedakan
warna walau masih sering tertukar. Ada beberapa cara untuk Anda mengenalkam
warna-warna tersebut pada anak Anda:<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>1. Kenali gaya atau tipe belajar anak
anda.</b> Apakah termasuk: tipe pembelajar visual, social, physical, aural,
verbal, solitary, atau logical.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>2. Sesuaikan cara Bapak
mendidiknya dengan tipe belajarnya.</b> Misalnya: kalau puteri Bapak bertipe
visual, maka biasakanlah untuk membuat flash card atau gambar-gambar atraktif
berwarna yang memikat perhatian puteri Anda. Misalnya: buatlah pola jeruk yang
berwarna oranye, lalu ditulis Jeruk berwarna: oranye. Tempelkan gambar jeruk
ini di tempat yang sering dilihat puteri Bapak. Ini bisa dilakukan kalau ia
bertipe visual.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>3. Dalam mengajari, hendaknya sabar,
dan buatlah ia merasa nyaman, gembira, dan bahagia.<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>4. Latihlah berulang-ulang,
jangan bosan</b>. Paling tepat untuk mengajarinya adalah pagi hari setelah 30
menit ia bangun tidur dan 30 menit sebelum ia tidur di malam hari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>5. Berilah ia hadiah yang disukainya
bila ia berhasil menyebutkan warna tertentu.<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>6. Sesekali, ajaklah ia bermain
di luar rumah atau di alam bebas (pantai, pegunungan, hutan, dsb).</b> Sambil
bermain, ajaklah ia untuk menyebutkan warna. Misalnya: warna daun itu apa,
sayang? Warna air laut itu biru. Warna karang itu putih. Ini dilakukan sambil
menunjukkan benda/objek nyata.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>7. Gunakan game atau teknologi
untuk bermain warna. </b>Misal: sambil bermain game di komputer/laptop, Bapak
bisa membuatnya belajar warna.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>8. Berilah jeda beristirahat,
misal belajar 30 menit, istirahat 10 menit, lalu belajar lagi 30 menit,
istirahat 10 menit, dst.</b> Di saat istirahat, biarkanlah ia FULL (TOTAL)
beristirahat. Lakukan siklus/pola belajar seperti ini setiap hari, jangan
bosan, dan biasakanlah sampai puteri Bapak terbiasa dan menikmatinya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>9. Membuat anak senang belajar
dan menciptakan suasana yang kondusif, menyenangkan bagi anak itu lebih penting
daripada target atau prestasi yang ia capai.<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b>Bila perlu, libatkan pula
kakak, ibu, dan teman seusianya untuk bermain dan belajar bersama.</b> Terutama
dalam mengingat warna. Bisa sambil menusun puzzle, balok, main boneka, dsb.
Alangkah baik lagi bila Anda juga memperkenalkan permainan tradisional sebagai
wahana belajar warna. Misalnya: dakon, bekelan, gobag sodor, petak umpet, dsb.<o:p></o:p></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Demikian semoga bermanfaat. <a href="http://www.cintai-anak.blogspot.co.id/" target="_blank">Cintai-anak anda !!!</a><o:p></o:p></div>
Muslih Suhendarhttp://www.blogger.com/profile/08958720487691193979noreply@blogger.com0