
Gejala Roseola antara lain, demam
tinggi (biasanya 39,5°C atau lebih) dan gejala ISPA ringan (batuk pilek ringan)
selama 5 – 7 hari, nyeri tenggorokan, lemah, lesu, pegal-pegal pada badan dan
ekstremitas, dan tidak mau makan selama 3-5 hari lalu disusul dengan munculnya
ruam-ruam pada dada, muka lalu menjalar ke seluruh tubuh. Pada saat ruam mulai
muncul suhu tubuh anak mulai turun. Orang tua sering kali menemukan anak sudah
tidak demam lagi baru disusul dengan munculnya ruam-ruam yang meluas ke seluruh
tubuh. Ruam akan bertahan selama kurang lebih 3-5 hari lalu kemudian
berangsur-angsur hilang kembali. Setelah ruam hilang kulit akan kembali normal
tanpa adanya bekas kehitaman (hiperpigmentasi). Ruam yang muncul dapat
menyebabkan rasa gatal ataupun tanpa keluhan. yang disusul munculnya ruam merah
muda di tubuh yang meluas ke seluruh tubuh (leher, muka, lengan, dan tungkai)
setelah demam mereda.
Penyebabnya adalah ulah virus.
Virus herpes tipe 6 (HHV-6) dan 7 (HHV-7) adalah biang keladi penyakit ini.
Lebih dari 75% roseola infantum di Indonesia disebabkan virus herpes tipe 6
(HHV-6). Penularan penyakit ini biasanya akibat terkena percikan ludah
penderita. Misalnya, tertular dari anak lainnya ketika Anda membawa anak
periksa kesehatan rutin atau imunisasi di dokter. Anak yang mungkin menularkan
penyakit ini belum tentu menunjukkan gejala.
Karena bentuknya yang sangat
mirip, kita perlu membedakan roseola dengan campak (Morbili) dan campak jerman
(Rubella). Campak adalah inveksi virus pada anak yang disebabkan virus Morbili.
Anak yang terinfeksi campak dimulai dengan demam yang disertai batuk, pilek,
mata berair, sangat lemas selama 3-5 hari (masa prodromal). Setelah pasa
prodromal, muncul bercak kemerahan yang dapat teraba dimulai dari belakang
telinga dan menjalar keseluruh tubuh serta ekstremitas. Yang khas dari campak
adalah saat bercak muncul demam naik semakin tinggi dan sebelum ruam
menghilang, ruam akan berubah warna menjadi kehitaman, dan baru setelahnya akan
kembali ke kulit normal.
Campak jerman (Rubella) memiliki
gambaran klinis yang lebih mirip lagi dengan roseola. Perbedaannya adalah jenis
virus yang menginfeksi adalah virus rubella atau lebih dikenal sebagai campak
jerman. Gambaran klinis anak yang terkena Rubella adalah juga hampir sama
tetapi infeksi virus Rubella menimbulkan kelenjar getah bening belakang kepala
lebih banyak teraba.
Cara mengatasi penyakit roseola
adalah sebagai berikut:
- Turunkan demamnya. Beri obat penurun demam yang aman untuk anak, seperti asetominofen dan ibuprofen, baik dalam bentuk obat tetes atau sirup. Jangan gunakan aspirin, sebab bila bereaksi dengan virus dapat memicu timbulnya sindroma Reye (menyebabkan pembengkakan hati dan otak).
- Kompres si kecil. Gunakan handuk atau lap bersih yang dibasahi air hangat. Tidak disarankan mengompres dengan es batu, air dingin, atau alkohol. Juga, jangan memandikan si kecil dengan air dingin.
- Beri banyak cairan, untuk mencegah dehidrasi akibat demam tinggi dan berkeringat. Cairan yang diberikan bisa berupa ASI, air putih, larutan gula garam, cairan elektrolit (oralit) atau kaldu.
- Bawa ke dokter atau rumah sakit, bila si kecil kejang, kesadarannya menurun, sesak napas, atau tidak mau makan dan minum.
- Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 5–15 hari, dan umumnya akan sembuh dalam waktu sekitar 1 minggu.
Roseola tidak akan mengakibatkan
efek secara langsung yang fatal. Umumnya anak yang terkena roseola dirawat
karena tidak mau makan sehingga menimbulkan kekurangan cairan, atau panas
tinggi yang dapat mencetuskan kejang demam. Orang tua perlu memperhatikan
dengan seksama karena bila ternyata anak menderita campak atau ruam akibat
penyakit lain maka penanganannya harus lebih tepat sesuai diagnosis. Cintai-anak anda !!!
0 komentar:
Post a Comment