Cara mengatasi anak yang rewel

Sudah merupakan kodratnya jika seorang anak terutama yang masih berusia balita sering menangis, bahkan tak jarang kondisi rewel tersebut datang pada situasi dan kondisi yang tidak tepat seperti ketika orang tua sedang melakukan pekerjaan rutin atau ketika di rumah banyak tamu, hal ini sering mengakibatkan kejengkelan pada orangtua, hal ini tentu saja harus segera di cari solusinya.

Ada beberapa penyebab yang tergolong sering jadi pencetus kerewelan pada anak, selain itu kerewelan si balita ada pula yang berhubungan dengan temperamennya. Umumnya temperamen anak dibagi menjadi 3, yakni mudah, sulit dan lambat (slow to warm up). Untuk mengetahui seperti apa temperamen anak kita, orang tua sudah bisa melihat ciri-ciri mudah, sulit dan lambat ini semenjak anak masih bayi. Anak yang tergolong bertemperamen mudah sangat mudah beradaptasi dalam menghadapi situasi yang baru, tidurnya teratur, termasuk buang airnya. Sebaliknya anak yang tergolong bertemperamen sulit akan sulit beradaptasi dengan menunjukkan reaksi yang keras bila dikenalkan pada lingkungan baru.

Sedangkan anak-anak yang tergolong bertemperamen lambat butuh rentang waktu tertentu untuk menyesuaikan diri. Biasanya setelah merasa nyaman, ia akan dapat segera menyesuaikan diri. Nah, umumnya anak-anak yang tergolong rewel adalah anak-anak yang bertemperamen slow to warm up hingga sulit.

Penyebab Rewel dan Cara Mengatasinya

1. Kondisi Fisik yang Tidak Nyaman
Anak yang mengantuk, kepanasan, kedinginan, kelaparan, kehausan umumnya menjadi rewel.
Sikap Orang Tua:
Cari tahu penyebab rewelnya dan selesaikan permasalahan itu. Umumnya bila disebabkan masalah fisik, anak akan segera kembali ceria jika dirinya sudah kembali nyaman.

2. Mencari Perhatian
Kadang si balita rewel sekadar untuk mencari perhatian. Ini kerap terjadi karena umumnya orang tua banyak memberikan perhatian kepadanya saat sedang rewel saja. Sementara saat sedang bersikap manis si kecil kurang mendapat perhatian. Akibatnya, si balita telanjur ?belajar? bahwa keinginannya akan dipenuhi dengan cara merengek-rengek sambil menangis. Bahkan ada pula yang sampai tantrum.
Sikap Orang Tua:
Jangan berikan perhatian khusus pada saat si balita rewel. Bila perlu jangan penuhi permintaannya sehingga ia menyadari bahwa cara yang telah dilakukan tidaklah benar. Tindakan ini dapat sekaligus untuk mengajari si balita mengendalikan diri.
Ajak si balita berkomunikasi, sampaikan bahwa cara yang dilakukan adalah salah. Misal, ?Kalau ngomong-nya sambil menangis, Bunda tidak tahu apa yang kamu inginkan. Coba tenang dulu, ngomong yang baik.?
Biasakan untuk memberi perhatiaan kepada anak setiap saat, terutama saat ia bersikap manis. Bentuk perhatian itu cukup berupa kalimat seperti, ?Bunda bangga, lo, karena Tia tidak sulit diajak mandi.?


3. Ingin Menunjukkan Kekuatannya
Balita memiliki kecenderungan menolak. Ia sesungguhnya hanya mau menunjukkan bahwa dirinya pun punya keinginan atau pendapat. Jadi tak perlu kaget bila dalam banyak hal si balita kerap menolak dan lebih menyenangi pilihannya sendiri. Bila keinginannya tidak terpenuhi, hal ini menyebabkannya menjadi rewel. Apalagi banyak orang tua yang malah bersikap memaksakan kehendak karena merasa dirinyalah yang paling berhak terhadap anaknya. Semakin menjadilah kerewelan si balita.
Sikap Orang Tua:
Jangan paksakan keinginan Anda. Cobalah untuk berstrategi dengan cara melontarkan pilihan semu, yaitu pilihan-pilihan yang tetap memiliki tujuan akhir yang sama. Melalui cara ini, anak diharapkan dapat sekaligus belajar untuk mengambil keputusan sehingga dapat memupuk rasa percaya dirinya pula. Contoh, bila ajakan mandi kita ditolaknya, cobalah lontarkan tawaran, ?Adik mau mandi dengan air hangat atau air dingin?? Melalui tawaran ini, tujuan mandi tetap dapat tercapai dan anak pun bisa mengambil keputusan dari dua pilihan itu sehingga tak terkesan dipaksa.

4. Terluka Perasaannya
Biasanya ini terjadi bila si balita habis dimarahi. Buntutnya ia akan rewel dan kerap tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, seperti, ?Aku benci sama Mama.? Ungkapan itu sesungguhnya hanya sekadar untuk menunjukkan rasa sedihnya. Namun, mendengar ucapan itu banyak orang tua yang terpancing dan balik memarahi.
Sikap Orang Tua:
Jangan terpancing. Rangkullah si balita dan ucapkan kalimat yang menenangkan seperti, ?Mama sayang banget, lo, sama Adik. Nangis-nya sudah ya nanti capek.? Dengan rangkulan dan kalimat yang menenangkan akan membuat si balita merasa nyaman. Perasaan nyaman dan terlindungi, niscaya tak akan membuat si balita jadi rewel berkepanjangan.

5. Ketidakmampuan Mengerjakan Sesuatu
Orang tua tanpa sadar sering menuntut anaknya untuk mampu melakukan sesuatu dengan ukuran orang dewasa. Dalam hal makan, misalnya, tanpa sadar terkadang orang tua meminta kepada si balita untuk bisa makan dengan cepat dan rapi, padahal si balita belum mampu melakukannya. Buntutnya, untuk menutupi ketidakmampuan itu, si balita malah jadi rewel.
Sikap Orang Tua:
Jangan paksa anak melakukan sesuatu yang memang belum mampu dilakukannya. Untuk memacu semangatnya sekaligus membangun rasa percaya diri, berikan penghargaan walaupun kemampuan yang dicapai sangatlah kecil. Contoh Wah, Adek senang makan buah ya? buahnya tinggal sedikit tuh.? Intinya, penghargaan itu diberikan hanya pada saat anak mampu melakukan sesuatu yang positif.

Demikianlah Penyebab dan solusi mengatasi anak yang tiba” menjadi rewel, semoga bisa lebih memahami dan bijak dalam menghadapi situasi di atas.

0 komentar:

Post a Comment