Salah satu masalah penyakit
kelainan yang diderita anak adalah autisme. Bila si kecil belum juga bisa
bicara, sering terlihat asyik sendiri dan tidak peduli dengan lingkungannya,
kemungkinan ia mengalami autisme. Salah satu ciri-ciri anak autis yang
paling sering terjadi ialah tidak bicara. Saat ini, jumlah kasus anak autis
semakin bertambah, ditengarai setiap 1 dari 150 anak yang lahir menderita
autis. Autisme adalah gangguan perkembangan yang mencakup bidang komunikasi, interaksi
dan perilaku yang luas dan berat. Gejala autis tampak pada anak usia 18-36
bulan. Hal ini disebabkan gangguan pada perkembangan susunan saraf pusat yang
mengakibatkan terganggunya fungsi otak.
Ciri-ciri anak autis salah satu
diantaranya pada bayi dimana ia cenderung menghindari kontak mata, walaupun
dengan ibunya. Ia senang melihat mainan yang berputar dan digantung di atas
tempat tidur, terlambat bicara dan bahasanya kurang dimengerti orang lain,
malas menengok bila dipanggil namanya, cenderung tak mempunyai rasa empati,
suka tertawa menangis dan marah tanpa sebab yang nyata.
Gangguan perilaku pada anak autis
bisa berlebihan dan kekurangan. Perilaku yang berlebihan misalnya hiperaktif,
melompat-lompat, lari kesana kemari tak terarah, berputar-putar atau
mengulang-ngulang gerakan tertentu. Sebaliknya, perilaku kekurangan yaitu
seperti bengong, tatapan matanya seperti kosong, bermain dengan monoton, kurang
variatif dan umumnya dilakukan secara berulang-ulang.
Selain itu ada pula gangguan
emosi seperti ekses kelebihan dan defisit. Sebagai contoh, respon atau
stimulusnya berlebihan, padahal mungkin bagi anak normal hal tersebut
biasa-biasa saja. Contohnya ketika melihat semut yang beriringan, ia akan
memperhatikannya sekian lama, terus-menerus tanpa henti. Sementara untuk anak
defisit contohnya apabila digelitik seperti apapun, ia tetap bengong padahal
anak yang lain menunjukkan rasa sensitif terhadap sentuhan.
Tanda dan gejala autisme sering
inkonsisten atau tak terlihat setiap saat atau setiap waktu. Sebagai contoh,
bila dipanggil keras namanya, seorang anak tak bereaksi. Namun, begitu
mendengar lagu iklan di televisi ia akan bereaksi. Karena inkonsisten inilah
orangtua tidak segera menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak wajar dalam diri
anaknya.
Semakin dini seorang anak
dideteksi dan langsung mendapatkan terapi, semakin besar persentase
kesembuhannya. Secara umum, anak autis dikatakan sembuh bila ia mampu hidup
mandiri, berperilaku normal, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lancar,
serta memiliki pengetahuan akademis yang sesuai dengan anak seusianya.
Demikian tadi ulasan kita kali
ini tentang Mengenal Ciri-Ciri Anak
Autis . Demi kesembuhan anak, orangtua harus reaktif bila melihat ada
tanda-tanda gejala autis agar secara cepat memberikan terapi dan perawatan
terhadap anaknya. Semoga ulasan tadi bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment